Mau Dibeli Keluarga Sariaatmadja, Saham RS Kedoya Ambles

Market - Aldo Fernando, CNBC Indonesia
09 September 2021 13:54
Dok.RS Grha Kedoya Foto: Dok.RS Grha Kedoya

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten pengelola rumah sakit (RS) Grha Kedoya, yang merupakan penghuni baru bursa, PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK) anjlok hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) pada kelanjutan sesi II perdagangan hari ini, Kamis (9/9/2021).

Pelemahan saham RSGK terjadi di tengah kabar Grup Emtek lewat pengelola rumah sakit (RS) Omni Hospital PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) berencana mengakuisisi mayoritas saham Kedoya Adyaraya.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 13.43 WIB, saham RSGK anjlok 6,98% ke Rp 2.000/saham pada hari kedua pascadebut pada Rabu (8/9) kemarin.

Nilai transaksi saham emiten yang dikendalikan oleh Hungkang Sutedja, anak dari taipan The Ning King, ini sebesar Rp 130,88 miliar. Adapun volume perdagangan mencapai 53,51 juta saham. Nilai kapitalisasi pasar RSGK tercatat sebesar Rp 1,86 triliun.

Pada hari pertama penawaran umum (initial public offering/IPO) kemarin, saham RSGK ditutup melesat hingga menyentuh batas auto rejection atas (ARA) 25,00% ke Rp 2.010/saham.

Sebagai informasi, RSGK melepas sebanyak 185.940.000 saham atau setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor dengan harga penawaran Rp 1.720 per saham.

Direktur Utama RSGK, Liem Kian Hong mengatakan, dengan IPO ini perusahaan menargetkan perkembangan yang lebih cepat dan lebih signifikan dalam kelangsungan usaha perseroan.

Sebelumnya, Grup Emtek milik keluarga Sariaatmadja, melalui SAME, berencana mengakuisisi mayoritas atau sebanyak 66% saham RSGK.

Sekretaris Perusahaan SAME Rahmiyati Yahya mengatakan perseroan sedang bernegosiasi untuk mengakuisisi saham terbesar Kedoya Adyaraya tersebut.

"Kami sedang merencanakan dan dalam tahap negosiasi untuk membeli mayoritas saham atau 66% saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam RSGK," katanya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (9/9/2021).

"Kami juga dalam negosiasi mengambilalih pengendalian atas RSGK dengan beberapa syarat pendahuluan yang harus dipenuhi terlebih dahulu," jelasnya.

Dia menegaskan, tujuan dari rencana akuisisi ini adalah untuk memperluas pelayanan kesehatan SAME di Indonesia. Rencana akuisisi ini akan memperluas kegiatan usaha SAME dalam bidang pelayanan kesehatan dengan membangun dan mengelola rumah sakit di Indonesia.

Manajemen SAME menegaskan RSGK tidak memiliki hubungan afiliasi sebagaimana termaktub dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dengan asumsi 60% saham yang akan diambil oleh Grup Emtek lewat Omni Hospitals, maka Emtek akan membeli sebanyak 557.805.000 saham. Belum diketahui harga berapa yang akan dipakai oleh Emtek dalam negosiasi ini, apakah harga IPO (Rp 1.720), di bawah harga IPO (Rp 1.500/saham saat pembentukan harga), atau harga penutupan pasar Rabu kemarin (Rp 2.150).

Jika memakai asumsi harga IPO Rp 1.720/saham, maka Emtek setidaknya bisa merogoh kocek Rp 959 miliar. Adapun bila mengacu pada harga penutupan Rabu kemarin, Rp 2.150/saham maka dana yang bisa digelontorkan Emtek bisa mencapai Rp 1,20 triliun.

Adapun pada tahun lalu, Emtek sudah mencaplok 71,88% saham SAME pada 30 November 2020 di mana Grup Emtek membeli 4,24 miliar saham SAME dengan harga Rp 137 per saham, sehingga Emtek menggelontorkan dana Rp 581,01 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Jorjoran! Sariaatmadja Borong 18% Saham RS Kedoya Rp 288 M


(adf/adf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading