IMF & Mantan Bosnya "Bantu" Rupiah Menguat 3 Pekan

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
10 September 2021 15:41
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Sementara itu pada hari ini, giliran mantan bos IMF, Christine Lagarde, yang "membantu" rupiah menguat. Lagarde yang kini menjabat Presiden bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) kemarin mengumumkan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE).

Inflasi yang tinggi di zona euro 3% dan berada di level tertinggi satu dekade kemudian pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 yang cukup kuat 2% membuat ECB mengurangi nilai pembelian asetnya atau yang dikenal dengan Pandemic Emergency Purchase Program (PEPP), meski tidak menyebutkan berapa nilainya.

"Berdasarkan penilaian bersama tekait kondisi finansial dan outlook inflasi, Dewan Gubernur memutuskan untuk melanjutkan program PEPP dengan menurunkan nilainya secara moderat dibandingkan dua kuartal sebelumnya," tulis pernyataan ECB sebagaimana dikutip CNBC International, Kamis (9/9/2021).

Selain itu, ECB juga mempertahankan suku bunga acuan 0%, lending facility 0,25% dan deposit facility -0,5%.

Lagarde, dalam konferensi persnya mengatakan keputusan tersebut diambil dengan suara bulat.

Dalam dua kuartal sebelumnya, nilai pembelian aset ECB sebesar 80 miliar euro per bulan, selanjutnya para analis memprediksi nilainya akan turun menjadi 70 miliar euro hingga 60 miliar euro.

Dampak dari keputusan ECB tersebut, euro menguat melawan dolar AS. Indeks dolar AS yang sebelumnya menguat 2 hari beruntun berbalik melemah 0,19% kemarin, dan 0,11% sore ini yang pada akhirnya membuat rupiah mampu menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular