
Tapering RBA Bikin Dolar Australia Tertahan di Rp 10.500/AU$

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia masih belum mampu bangkit melawan rupiah pada perdagangan Jumat (10/9/2021), setelah bank sentralnya (Reserve Bank of Australia/RBA) melakukan tapering Selasa lalu. Tapering biasanya mampu membuat nilai mata uang menguat, tetapi dalam kasus dolar Australia masih tertekan dan sulit kembali ke atas Rp 10.500/AU$.
Pada pukul 13:46 WIB, AU$ 1 setara Rp 10.493,78, dolar Australia melemah tipis 0,03% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Mata Uang Negeri Kanguru ini sudah kesulitan ke atas Rp 10.500/AU$ sejak Rabu lalu.
Sehari sebelumnya, RBA mengumumkan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) menjadi AU$ 4 miliar per pekan dari sebelumnya AU$ 5 miliar. Tapering yang dilakukan RBA itu sebenarnya sudah diungkapkan pada pengumuman kebijakan moneter bulan Agustus lalu. Tetapi ada sedikit kejutan, yakni periode waktunya yang diperpanjang.
RBA sebelumnya menyatakan QE akan dilakukan hingga bulan November tahun ini, tetapi Selasa lalu diumumkan hingga Februari 2022, artinya diperpanjang 4 bulan lagi. Hal tersebut yang membuat dolar Australia tertekan.
Analis mata uang dari MUFG masih berhati-hati melihat outlook dolar Australia pasca pengumuman RBA, yang dikatakan dovish.
"Meski RBA mulai mengurangi QE, tetapi secara keseluruhan rencana normalisasi kebijakannya menjadi yang paling dovish diantara negara G10," kata analis tersebut.
Tetapi hal berbeda diungkapkan analis dari Westpac yang justru lebih bullish terhadap dolar Australia.
"Penilaian awal kami terhadap pernyataan RBA kemungkinan lebih hawkish dari yang diperkirakan. Sebab RBA mengatakan penyebaran virus corona delta kemungkinan akan menunda pemulihan ekonomi, bukan membuat perekonomian merosot," kata analis dari Westpac.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Penyebab Rupiah Menguat 4 Pekan Beruntun, Terbaik di Asia
