
Gas Poll! IHSG Siap Melesat Kembali ke 6.100 di Sesi 2

Jakarta, CNBC Indonesia- Membalik tren 4 hari teakhir,Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berayun ke zona hijau di penutupan sesi pertama Jumat (10/9/2021) di tengah aksi beli saham-saham unggulan terutama yang terkait dengan komoditas mineral.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.098,046 atau menguat 29,8 poin (+0,49%) pada penutupan siang. Dibuka melemah 0,15% ke 6.059,155, indeks acuan utama bursa ini bergerak fluktuatif dan sempat anjlok hingga menyentuh level terendah hariannya pada 6.047,609 pukul 09:15 WIB.
Fluktuasi berlanjut hingga lepas pukul 10:00 WIB di mana IHSG merangkak pasti memasuki zona hijau hingga kemudian melesat dan menyentuh level tertinggi hariannya pada 6.101,670 beberapa menit jelang penutupan sesi pertama.
Gelombang aksi beli menimpa 261 saham, sementara 220 lainnya melemah, dan 162 sisanya flat. Investor asing masih mencetak pembelian bersih (net buy) dengan nilai signifikan, senilai Rp 157,35 miliar, dari total nilai transaksi harian sebesar Rp 6,4 triliun sebanyak 17 miliarsaham yang berpindah tangan 895 ribuan kali.
Aksi beli asing terhadap saham tambang mineral terjadi di tengah perkiraan kenaikan harga nikel dunia menyusul lonjakan permintaan akibatbullishmobil listrik. Sebagaimana diketahui, mobil listrik mengonsumsi enam kali logam lebih banyak dari mobil konvensional, menurut International Energy Agency (IEA).
Harga nikel kemarin melonjak menembus level psikologis 20.000, setelah menguat 2,4% menjadi US$ 20.185/ton. Permintaan nikel datang dari penjualan mobil listrik dunia yang terus bertumbuh dengan pesat.
Penjualan mobil listrik dunia pada semester-I 2021 meroket 160%year-on-year(yoy). Fastmarkets memperkirakan penjualan mobil listrik ini akan terus meningkat seiring dengan wacana pengurangan emisi karbon dunia dalam menghadapi perubahan iklim global.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas bawah maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terapresiasi.
Untuk melanjutkan tren bullish atau penguatan, indeks perlu melewati level resistance yang berada di area 6.113. Sementara untuk merubah tren bullish menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.080.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 57 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli maupun jenuh jual akan tetapi RSI terkonsolidasi naik setelah sebelumnya mendekati level jenuh jual yang menunjukkan Indeks berpeluang menguat.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah, maka pergerakan selanjutnya cenderung bullish. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi naik.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi