
Lahan DMAS Siap Disewa 12 Investor Data Center, Alibaba Ikut?

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pengembang lahan industri Deltamas dari Grup Sinarmas, PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS), menyatakan bakal kedatangan 12 pelaku industri data center (pusat data) baik lokal maupun berskala global.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Puradelta Lestari, Tondy Suwanto mengungkapkan, belakangan ini industri data center menjadi bisnis yang cukup menjanjikan dan menjadi penopang yang penting seiring dengan perkembangan teknologi digital yang berkembang pesat, terutama pada saat pandemi Covid-19.
"Saat ini, kita ada 12 pemain data center di lokal dan internasional yang akan hadir di kota Deltamas," kata Tondy, dalam Public Expose Live 2021 di BEI, Kamis (9/9/2021).
Hanya saja, Tondy enggan membeberkan lebih rinci nama pelaku industri data center tersebut karena terikat non disclosure agreement (NDA).
"Banyak pemain data center lokal-internasional yang hadir di kota DMAS, kita terikat NDA dengan beberapa pemain global, kita tidak dapat menyebut nama mereka dengan spesifik," ungkapnya.
Sebelumnya, berembus nama investor besar seperti e-commerce raksasa asal China, Alibaba milik Jack Ma pernah digadang-gadang akan berinvestasi di lahan industri Puradelta.
"Dalam 2-3 tahun ke depan pemain-pemain data center global internasional yang punya nama sangat terkenal sudah hadir di kota Deltamas," bebernya.
Tondy mengungkapkan, saat ini perseroan sudah memiliki kawasan industri yang khusus untuk bisnis data center dengan sejumlah fasilitas seperti jaringan fiber optic, penyediaan Internet Service Provider (ISP), hingga kerja sama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) guna memasok 993 mega volt ampere (MVA) yang dikhususkan bagi kawasan DMAS.
"Ini untuk mensuplai kebutuhan listrik, pemain data center buruh listrik sangat besar," katanya.
Sekadar informasi, pada semester pertama ini, Puradelta membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 288,57 miliar sepanjang semester pertama tahun ini. Laba bersih tersebut melesat 265% dari periode yang sama dari tahun lalu sebesar Rp 79 miliar.
Sepanjang 6 bulan pertama tahun ini, perseroan membukukan pendapatan usaha senilai Rp 579,78 miliar dari tahun lalu Rp 252,59 miliar.
Data laporan keuangan mencatat, pendapatan usaha terbesar masih disumbang penjualan lahan industri sebesar Rp 436,32 miliar atau setara 75,3% dari seluruh pendapatan perseroan, meningkat dari tahun sebelumnya Rp 182,21 miliar.
Penjualan perumahan naik menjadi Rp 100,63 miliar dari Rp 19,56 miliar dan penjualan komersial turun menjadi Rp 33,26 miliar dari sebelumnya Rp 39,41 miliar.
Pendapatan selanjutnya bersumber dari segmen hotel dan sewa masing-masing memberi andil senilai Rp 5,73 miliar dan Rp 3,83 miliar.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laba Q1 Emiten Lahan Industri Sinarmas Naik 407%, kok Bisa?
