Tenang, Jangan Panik! Harga Emas Masih Bisa Naik...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 September 2021 06:10
Pengrajin Perhiasan Emas
Ilustrasi Emas Perhiasan (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Penguatan mata uang Negeri Paman Sam terjadi seiring penantian pasar terhadap hasil rapat bank sentral Uni Eropa (European Central Bank/ECB). Bank sentral pimpinan Gubernur Christine Lagarde itu akan menggelar rapat dan mengumumkan hasilnya Kamis malam waktu Indonesia.

Investor menunggu soal arah kebijakan moneter ECB ke depan. Apakah ECB masih akan bertahan dengan kebijakan ultra-longgar atau mulai ada wacana soal pengetatan (tapering off)?

Nah, ada kemungkinan ECB akan melakukan tapering lebih cepat dari perkiraan. Robert Holzmann, Anggota Dewan Gubernur ECB, mengungkapkan hal tersebut.

"Ada kemungkinan kami bisa melakukan normalisasi kebijakan moneter lebih cepat dari perkiraan para ahli. Sebab, saya melihat adanya tekanan kenaikan harga akibat hambatan pasokan global, kekurangan tenaga kerja, peningkatan permintaan, serta tingginya tabungan masyarakat selama masa pandemi yang kemudian mendorong konsumsi. Inflasi dan ekspektasi inflasi semakin tinggi," papar Holzmann dalam kolom di majalah Eurofi.

Selama masa pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), ECB melakukan kebijakan moneter ultra-longgar untuk menggairahkan perekonomian yang 'mati suri'. Salah satunya adalah injeksi likuiditas (quantitative easing) dengan anggaran mencapai EUR 1,85 miliar. Dengan anggaran ini, ECB 'menyebar' uang dengan membeli surat berharga baik yang dikeluarkan pemerintah maupun korporasi.

Dengan ekonomi Benua Biru yang semakin membaik, di mana pertumbuhan ekonomi Uni Eropa pada kuartal II-2021 mencapai 13,2% year-on-year (yoy), maka ada pandangan ECB mulai bisa mengurangi besaran quantitative easing. Jika ini yang terjadi, maka pasokan mata uang euro tidak akan semelimpah sekarang sehingga nilai tukarnya menguat. Akibatnya, dolar AS bisa berbalik melemah.

Jadi dalam waktu dekat, dinamika harga emas akan ditentukan oleh kapan waktu pelaksanaan tapering. Jika tapering di Eropa jadi dilaksanakan lebih cepat (bahkan meski baru berupa omongan), maka dolar AS akan terdepresasi dan harga emas bisa melanjutkan penguatan.

"Harga emas berpeluang naik dan mencoba menguji titik US$ 1.830/troy ons. Namun setelah itu, saya tidak yakin harga bisa lebih tinggi lagi," kata Kyle Rodda, Analis IG Market, seperti dikutip dari Reuters.

"Hasil rapat ECB akan memberi warna terhadap harga emas. Dalam waktu dekat, kami memperkirakan harga emas akan naik ke kisaran US$ 1.807- 1.815/troy ons," tambah Nicholas Frappell, General Manager ABC Bullion, juga dikutip dari Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular