Dana Kiriman IMF Jadi Amunisi RI Hadapi Tapering AS
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan adanya tambahan alokasi umum hak penarikan khusus atau Special Drawing Rights (SDR) yang diterima Indonesia dari International Monetary Fund (IMF) salah satunya sebagai bentuk untuk antisipasi dampak dari tapering off Bank Sentral AS.
"Kebijakan IMF untuk di distribusikan, ini hubungannya dengan persiapan tapering," jelas Kepala Departemen Internasional BI, Doddy Zulverdi dalam video conference, Rabu (8/9/2021).
Diketahui belakangan ini isu tapering terus mempengaruhi pasar keuangan global, terutama setelah AS merilis data tenaga kerja dan inflasinya. Dua data tersebut menjadi kunci bagi bank sentral AS (The Fed) untuk melakukan tapering.
Kendati demikian, pengumuman kapan tapering baru akan dilakukan pada bulan September atau November 2021. Dan tapering pertama akan dilakukan pada Desember tahun ini atau Januari tahun depan.
Tapering berdasarkan pengalaman pada 2013 lampau mampu mendorong aliran dana keluar (outflow) dari negara berkembang seperti Indonesia. Dampaknya adalah pelemahan yang dalam pada nilai tukar rupiah.
BI yang bertugas menjaga stabilitas nilai tukar tentu membutuhkan cadangan devisa yang besar. Meskipun tanpa dana dari IMF, cadev RI dianggap mampu untuk menjaga stabilitas ketika dihantam tapering AS.
Selain tapering, langkah IMF tersebut tentu bisa dipergunakan untuk jangka menengah. Terutama untuk mempercepat pemulihan Indonesia pasca resesi.
"Karena pasca krisis Covid-19 ini diperkirakan kondisi ekonomi belum akan sepenuhnya kembali normal dalam track sebelum krisis. Pasti akan ada banyak dampak selama (menuju) kembali normal," kata Doddy melanjutkan.
BI akan memastikan pengunaan cadev sesuai dengan kebutuhan. "Kemudian sudah mendapatkan di tahun ini untuk jangka pendek juga. Tapi tidak semata untuk itu, termasuk antisipasi atau mitigasi risiko ketika terjadi tapering. [...] Bahwa dengan pemahaman, krisis ini adalah dampaknya jangka panjang," ujarnya.
Sebelumnya, BI melaporkan cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2021 mencapai US$ 144,8 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Juli 2021 yang sebesar US$ 137,3 miliar.
BI mengungkapkan, peningkatan posisi cadangan devisa pada Agustus 2021 tersebut terutama karena adanya tambahan alokasi umum hak penarikan khusus sebesar 4,46 miliar SDR atau setara dengan US$ 6,31 miliar yang diterima oleh Indonesia dari IMF.
(mij/mij)