Jadi Pendatang Baru, 5 Saham IPO Ada yang ARA & Kena ARB

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
08 September 2021 09:26
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak lima perusahaan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (8/9/2021) secara serentak. Lima perusahaan tersebut antara lain, PT Global Sukses Solusi Tbk (RUNS), PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT), PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK), PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) dan PT GTS Internasional Tbk (GTSI).

Saat debut perdana, saham RUNS naik 9,45% ke level Rp 278 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 273,43 miliar. CMNT sahamnya naik 11,76% ke level Rp 750 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 12,94 triliun.

Selanjutnya, saham RSGK menguat 25% ke level Rp 2.150 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 2 triliun. Sementara itu, saham SBMA menguat 34,44% ke posisi 242 per saham, nilai kapitalisasi pasarnya Rp 224,67 miliar. Hanya GTSI yang sahamnya terkoreksi 7% ke lebel Rp 93 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 1,47 triliun.

PT Global Sukses Solusi Tbk (RUNS) merupakan emiten ke-34 yang tercatat di BEI pada tahun ini dengan melepas sebanyak 196.800.000 lembar saham dengan harga penawaran Rp 254 per saham, sehingga dana yang berhasil dihimpun oleh Perseroan sebesar Rp 49,98 miliar.

Direktur Utama RUNS, Sony Rachmadi Purnomo menyampaikan, dari hasil penghimpunan dana IPO, sekitar 74% akan digunakan sebagai modal kerja. 11% akan digunakan untuk market acquisition and expansion, 10% akan digunakan untuk riset dan pengembangan dan 5% untuk untuk belanja modal perseroan.

Sementara itu, PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT) merupakan emiten ke-35 di bursa dengan melepas 1.718.800.000 lembar saham baru atau setara dengan 10,04% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO. Saham baru tersebut ditawarkan pada harga Rp680 per saham sehingga keseluruhan dana IPO yang terkumpul adalah sebesar lebih kurang Rp 1,16 triliun.

Wakil Presiden Direktur CMNT, Vince Erlington Indigo mengatakan, seluruh dana yang diperoleh setelah dikurangi biaya penerbitan akan digunakan seluruhnya untuk mendanai modal kerja, pembayaran sebagian utang bank sindikasi Perseroan, pembayaran sebagian utang pembangunan pabrik terak ke-dua di Bayah kepada Sinoma International Engineering Co Ltd dan PT Sinoma Engineering Indonesia, dan juga untuk mendanai belanja modal.

Selanjutnya, perusahaan pengelola rumah sakit swasta, PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK), melepas sebanyak 185.940.000 saham atau setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor dengan harga penawaran Rp 1.720 per saham.

Direktur Utama RSGK, Liem Kian Hong mengatakan, dengan IPO ini perusahaan menargetkan perkembangan yang lebih cepat dan lebih signifikan dalam kelangsungan usaha perseroan.

Perusahaan selanjutnya, PT Surya Biru Murni Aectylene Tbk (SBMA) menjadi emiten ke-36 di bursa dengan melepas sebanyak 278.400.000 saham dengan harga penawaran umum Rp 180 per saham. Sehingga, dari IPO ini, perusahaan meraih dana Rp 50,11 miliar.

Dana yang dihimpun dari Penawaran Umum ini, akan digunakan SBMA untuk mengembangkan bisnis dan menaikkan kapasitas produksi perusahaan. Sebanyak 49,01% akan digunakan untuk membeli lahan seluas 2,05 Ha, 37% digunakan untuk investasi pabrik dan alat-alat penunjang seperti storage tank dan tabung gas, dan 13.99% akan digunakan sebagai modal kerja perusahaan.

Kemudian, perusahaan yang bergerak di bisnis pelayaran, PT GTS Internasional Tbk (GTSI) melepas sebanyak 2,4 miliar saham baru atau setara dengan 17,6% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor.

Berdasarkan hasil bookbuilding, perusahaan menetapkan harga penawaran umum Rp 100 per saham, sehingga perusahaan bakal meraih dana IPO sebesar Rp 240 miliar.

Direktur GTS Internasional Dandun Widodo mengatakan, dana hasil IPO akan digunakan untuk memenuhi pendanaan pembangunan kapal dan injeksi modal dari partner bisnis perusahaan dalam bentuk investasi jangka panjang.

"Pembangunan kapal untuk permanent FSRU di Amurang itu diperkirakan sekitar US$ 55 juta. Salah satu proceed yang kita dapatkan adalah untuk membantu pembangunan itu dari sisi equity," kata Dandun dalam konferensi pers penawaran umum saham, Kamis (19/8/2021).

Kemudian 20% atau US$ 6 juta untuk modal kerja perseroan seperti operasional perusahaan yang meliputi antara lain cadangan docking, membangun war room sistem akuntansi dan keuangan, shipping monitoring online system.

Lalu 16% atau US$ 4,8 juta untuk penyertaan modal kepada Anoa sehingga diharapkan bisa memperkuat struktur permodalan dan modal kerja anak usaha.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Saham Hillcon Langsung Melesat Usai Resmi Melantai

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular