
Saham Emiten Komoditas Jadi Hot Property, Ini Pilihannya

Komoditas yang menjadi unggulan dalam riset DBS adalah logam, energi, dan pertanian. Setidaknya ada 3 alasan utama mengapa DBS merekomendasikan re-buy untuk saham komoditas.
Pertama, pemulihan ekonomi global dari titik terendahnya pada 2020 membuat permintaan komoditas meningkat tajam tahun ini. Terdorong oleh pemulihan China dan rencana pembangunan infrastruktur besar-besaran oleh Amerika Serikat (AS).
Kedua, kebijakan moneter dan fiskal ekspansif serta stimlus yang digelontorkan oleh pemerintah di seluruh dunia mendorong ekspektasi inflasi. Akibatnya, nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menjadi lebih lemah yang sangat positif untuk harga komoditas.
Ketiga, pasokan yang masih terbatas terutama komoditas logam dan pertanian karena pengetatan aktifitas dalam upaya menekan kasus Ccovid-19. Selain itu masalah distribusi dan cuaca juga membuat langka komoditas sehingga mengerek harga komoditas.
![]() |
Jika dilihat dari tabel di atas, secara tahun berjalan (year-to-date/YTD), harga komoditas baja acuan HRC memimpin kenaikan harga komoditas dari awal tahun ini hingga kini, harga baja HRC sudah melesat hingga 79% ke harga US$ 1.100/ton, per 11 Juni 2021.
Sedangkan kenaikan harga yang paling terendah dari awal tahun 2021 hingga kini terjadi di komoditas nikel acuan LME, yakni baru melesat 10% ke harga US$ 18.205/ton.
Harga mayoritas komoditas pada akhir tahun 2021 diperkirakan akan lebih tinggi dari tahun 2020. Namun pada tahun 2022, harga komoditas akan kembali menurun, meskipun masih lebih tinggi dari harga di tahun 2020.
Pemulihan ekonomi diharapkan menjadi booster bagi emiiten komoditas. Karena ketika aktivitas ekonomi pulih, permintaan komoditas akan meningkat. Sehingga volume penjualan dan tingkat produksi komoditas juga meningkat.
Halaman Selanjutnya --> Cek Saham-saham Pilihan DBS
(aji/aji)