
Pasar Yakin Moneter Masih Longgar, Bursa Eropa Dibuka Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa menguat pada pembukaan perdagangan Senin (6/9/2021), setelah pasar kian yakin bahwa kebijakan moneter longgar di Amerika Serikat (AS) masih akan dipertahankan menyusul data tenaga kerja yang belum memuaskan.
Indeks Stoxx 600 dibuka naik 0,5% dengan indeks saham sektor teknologi melesat 1,1% memimpin reli seluruh indeks saham sektoral yang juga bergerak di teritori positif.
Selang setengah jam kemudian, reli indeks Stoxx 600 menjadi 2,65 poin (+0,56%) ke 474,58. Indeks DAX Jerman lompat 97,1 poin (+0,62%) ke 15.878,32. Indeks CAC Prancis terkerek 41,5 poin (+0,62%) ke 6.731,51. Sementara itu, FTSE Inggris naik 34,2 poin (+0,48%) ke 7.172,57.
Reli terjadi setelah inflasi zona Euro per Agustus tercatat menguat 3% (secara tahunan). Angka itu jauh di atas ekspektasi bank sentral Eropa yang menargetkan level 2%. Bank sentral pun akan dipaksa untuk bertindak cepat merespons perkembangan tersebut.
Mayoritas bursa saham Asia Pasifik menguat dengan dipimpin indeks saham bursa Jepang, setelah Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan tidak akan mengajukan diri dalam bursa pencalonan perdana menteri selanjutnya.
Pasar juga berharap bahwa perdana menteri yang baru akan memberikan suntikan stimulus fiskal yang baru. Ekspektasi serupa muncul di bursa China di mana pemodal berharap akan ada stimulus fiskal dan moneter yang dipersiapkan untuk menjaga bergulirnya perekonomian
Bursa saham Amerika Serikat (AS) bergerak variatif pada perdagangan pekan lalu, dengan Nasdaq menguat S&P 500 tumbuh tipis, dan Dow Jones cenderung flat. Pemicunya adalah data tenaga kerja yang tak sesuai dengan ekspektasi.
Slip gaji per Agustus tercatat bertambah 235.000, atau jauh dari ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones yang memprediksi angka 720.000. Angka itu jauh dari capaian Juli yang mencapai 1,05 juta slip gaji.
Bos bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell telah menegaskan bahwa program pengurangan (tapering) pembelian obligasi di pasar sekunder baru akan dimulai setelah data tenaga kerja menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Eropa Menguat di Sesi Awal Perdagangan