
Hawanya Masih Gak Enak, Gerak IHSG Masih Terbatas di Sesi 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berayun ke zona merah pada perdagangan sesi pertama Senin (6/9/2021), di tengah kekhawatiran akan merebaknya virus Covid-19 varian terbaru yakni varian Mu.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.109,954 atau turun 17 poin (-0,28%) pada penutupan siang. Dibuka naik 0,17% ke 6.137,126, indeks acuan utama bursa ini menyentuh level tertinggi hariannya tepat pukul 09:00 WIB pada 6.150,358.
Selepas itu, IHSG berbalik melemah dan setelah sempat berfluktuasi akhirnya terperosok ke zona merah hingga menyentuh level terendah hariannya pada 6.1000,931pukul 10:25 WIB. Sebanyak 236 saham melemah, 237 lain menguat, dan 169 sisanya flat.
Nilai transaksi bursa sedikit menguat Rp 6 triliun yang melibatkan 13 miliaran saham dalam transaksi sebanyak 915.000-an kali. Mayoritas investor asing cenderung memilih memborong saham, sehingga mencetak pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 118,2 miliar.
Pasar hari ini memantau kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), yang kemungkinan besar bakal diperpanjang hari ini. Hanya saja, pasar bertanya-tanya apakah ada pelonggaran atau sebaliknya terjadi pemburukan hingga pengetatan ekstra diberlakukan lagi.
Data Kementerian kesehatan per Minggu (5/9/2021) menyebutkan bahwa kasus baru Covid-19 tercatat 5.403 pasien atau terendah dalam 3 bulan terakhir. Meski demikian 5 provinsi masih mencatatkan penambahan kasus terbanyak hari ini, Minggu (5/9/2021). kelimanya adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Jawa Barat, dan DKI Jakarta.
Kekhawatiran seputar pandemi juga memperberat gerak bursa, menyusul penyebaran varian 'Mu'. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), mutasi yang pertama ditemukan di Colombia dan menyebar ke 39 negara ini berpeluang lolos dari kekebalan tubuh mereka yang pernah terinfeksi atau divaksin.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung sideways.
Untuk mengubah tren menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.113. Sementara untuk mengubah tren menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.080.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 53 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli ataupun jenuh jual sehingga pergerakan indeks cenderung netral alias sideways.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas atas dan mulai menyempit, maka pergerakan selanjutnya cenderung terbatas. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang netral.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham