
Ini 5 Saham Big Cap LQ45 Ngamuk, Tanda Old Economy Bangkit?

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), tercatat ada 5 saham yang berkapitalisasi pasar besar (big caps) penghuni indeks LQ45 yang mencatatkan kenaikan tertinggi selama sepekan lalu.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), selama seminggu lalu IHSG berhasil naik 1,42% ke posisi 6.126,921 dengan total kapitalisasi pasar Rp 7.400,49 triliun.
Di tengah penguatan IHSG dalam sepekan, asing tercatat masuk dengan nilai beli bersih (net buy) Rp 1,58 triliun di pasar reguler, sementara asing mencatatkan jual bersih (net sell) Rp 307,02 miliar di pasar negosiasi dan tunai.
Indeks LQ45 sendiri berhasil menguat 3,34% dalam sepekan ke posisi 873,916.
Berikut ini 5 besar saham big cap konstituen LQ45 yang paling 'cuan' dalam seminggu.
Menilik data di atas, duo emiten kertas Grup Sinar Mas, INKP dan TKIM, bercokol di daftar besar. Kemudian, 3 sisanya adalah emiten bank syariah BTPS, emiten batu bara ITMG, dan emiten properti SMRA.
Saham INKP menjadi yang paling melejit dengan naik 17,65% ke Rp 8.000/saham dalam sepekan. Seiring dengan penguatan saham, investor asing tercatat melakukan beli bersih Rp 73,85 miliar di pasar reguler dalam seminggu.
Sementara, saham 'sang saudara' TKIM juga berhasil naik 11,52% dalam sepekan lalu. Asing juga mencatatkan buy Rp 4,87 miliar di pasar reguler dalam kurun waktu 5 hari perdagangan lalu.
Kenaikan kedua saham tersebut terjadi di tengah kedua emiten memutuskan untuk menebar dividen tunai final untuk kinerja tahun 2020.
Sebelumnya, keputusan pembagian dividen tersebut sudah mendapatkan restu dari para pemegang saham lewat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada Kamis (26/8/2021) pekan lalu.
Menurut keterbukaan informasi di website Bursa Efek Indonesia (BEI), INKP akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 273.549.147.050 (Rp273,55 miliar) atau setara dengan US$ 18.877.175,28 (US$ 18,88 juta) pada kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal 31 Juli 2021. Dengan ini, dividen tunai per lembar saham adalah sebesar Rp 50.
Sementara, TKIM akan menebar dividen tunai sebesar Rp 77.830.589.250 (Rp 77,83 miliar) atau setara dengan US$ 5.370.960,54 (US$ 5,37 juta) pada kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal 31 Juli 2021. Adapun dividen tunai per lembar saham adalah sebesar Rp 25.
Adapun jadwal cum dividen di pasar reguler dan negosiasi sudah berlangsung pada Jumat (3/9/2021) minggu lalu. Lalu, jadwal cum dividen di pasar tunai dan tanggal pencatatan (recording date) yang berhak atas dividen tunai akan dilakukan pada Selasa (7/9) besok.
Selain duo saham Sinar Mas, saham BTPS juga berhasil mencuat 14,84% ke Rp 2.940/saham dalam sepekan. Dalam sebulan terakhir, saham BTPS memang cenderung diborong investor hingga naik 19,51%.
Pada paruh pertama tahun ini atau per Juni 2021, BTPS tercatat membukukan perolehan laba bersih senilai Rp 770 miliar, naik 89% secara tahunan dan 5% secara kuartalan.
Pertumbuhan laba ini sejalan dengan kenaikan perolehan marjin laba bersih sebesar 24% secara tahunan menjadi Rp 2,07 triliun dan peningkatan laba operasional sebesar 23%. Hal ini ditopang oleh laju pembiayaan yang tumbuh 15% menjadi Rp 10,05 triliun dari tahun lalu Rp 8,74 triliun.
Kabar teranyar, BTPS akan menyelenggarakan paparan public (public expose) tahunan pada Selasa (7/9) esok pukul 10.00-11.00 WIB dengan agenda paparan atas kinerja keuangan BTPS per semester I 2021.
Kemudian, saham ITMG yang terkerek 10,98% ke Rp 16.925/saham dalam sepekan. Asing pun tercatat masuk Rp 37,32 miliar ke saham ITMG dalam seminggu lalu.
Kenaikan saham ITMG, bersama dengan saham-saham batu bara lainnya didorong sentimen melonjaknya harga batu bara yang berhasil mencetak rekor baru tertinggi sejak 2008.
Kini, harga kontrak berjangka (futures) batu bara sudah berada di atas US$ 175/ton. Pada perdagangan Jumat (3/9) pekan lalu, harga batu bara melesat 2,11% ke posisi US$ 178,75/ton dibandingkan hari sebelumnya. Adapun dalam sepekan melejit 4,53%.
Tidak ketinggalan, saham SMRA berhasil melesat 10,46% ke Rp 845/saham dalam sepekan, berkat reli kenaikan 3 hari beruntun pada 1-3 September lalu.
Terbaru, Presiden Direktur Summarecon PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), Adrianto P Adhi mencatat marketing sales capai 75% hingga semester I-2021 atau 75% dari target 2021.
"Semester pertama Rp 3 triliun dari Rp 4 triliun, sudah 75%. Ke depannya kita optimis, di samping kami terus menggali produk yang sesuai konsumen, bagaimana menggali skema pembayaran, menggali bagaimana grab konsumen kita agar tetap membeli produk di tengah kondisi pandemi semakin membaik," ujarnya dalam Public Expose secara virtual, Selasa (24/8/2021).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mau Bagi Dividen, Saham INKP & TKIM Diborong Investor