
Harga Minyak Jatuh, Ada yang Turun 1%!

Per 3 September 2021, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah pasien yang meninggal akibat serangan virus corona di Negeri Stars and Stripes mencapai 638.632 orang. Ini adalah yang tertinggi di antara seluruh negara di dunia.
Dalam sepekan terakhir, total ada 10.053 rakyat AS yang tutup usia karena Covid-19. Lebih tinggi dibandingkan akumulasi tujuh hari sebelumnya yaitu 8.224 orang.
Ingat, kita sedang bicara nyawa. Satu saja yang hilang sudah terlalu banyak. Nyawa tidak bisa diukur dengan angka, karena menimbulkan duka mendalam bagi jutaan orang lainnya.
Ancaman kehilangan nyawa membuat warga AS kembali memilih #dirumahaja. Pada 31 Agustus 2021, Google Covid-19 Community Mobility Report mencatat aktivitas warga AS di perumahan adalah 6% di atas kondisi normal sebelum pandemi.
Akibatnya, permintaan terhadap bahan bakar minyak (BBM) melambat. Pada pekan yang berakhir 23 Agustus 2021, stok BBM di Cushing (Oklahoma) bertambah 1,29 juta barel. Ini adalah yang tertinggi sejak pertengahan Juni 2021.
Kenaikan stok BBM menandakan permintaan di AS sedang lesu. Padahal AS adalah negara konsumen minyak tertinggi di dunia. So, permintaan di AS akan sangat mempengaruhi pembentukan harga.
"Harga minyak terkoreksi gara-gara laporan data ketenagakerjaan, yang dipengaruhi oleh penyebaran virus corona varian delta. Ini adalah realitas yang membuat kita tersadar bahwa pandemi virus corona masih sangat menentukan permintaan," kata John Kilduff, Partner di Again Capital yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)