
Rupiah Superior! Capai Level Terkuat Dalam 10 Pekan Terakhir

Saat rupiah sedang kuat-kuatnya, muncul capital outflow yang membatasi penguatan rupiah. Capital outflow terjadi di pasar saham dan obligasi sejak Kamis kemarin. Di pasar saham, kemarin terjadi outflow sebesar Rp 112 miliar, tetapi pada hari ini kembali terjadi inflow. Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih sebesar Rp 245 miliar.
Sementara itu di pasar obligasi, yield Surat Berharga Negara (SBN) mengalami kenaikan tajam. Kemarin yield SBN tenor 10 tahun naik 5,7 basis poin, menjadi kenaikan pertama setelah turun dalam 7 hari beruntun. Hari ini,I tersebut naik lagi 1 basis poin ke 6,123%.
Pergerakan yield berbanding terbalik dengan harga obligasi. Ketika yield naik artinya harga sedang turun. Saat harga sedang turun berarti ada aksi jual, dan kemungkinan oleh investor asing. Sehingga terjadi capital outflow di pasar obligasi.
Adanya virus corona varian baru yang disebut Mu membuat investor asing berhati-hati menanamkan modalnya. Apalagi di negara emerging market yang memiliki risiko lebih tinggi, serta vaksinasi yang masih rendah.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), virus corona Mu berpeluang untuk bisa lolos dari kekebalan tubuh jika sebelumnya pernah terinfeksi maupun divaksinasi. Varian ini pertama kali ditemukan di Colombia. Namun saat ini sudah menyebar ke setidaknya 39 negara.
Bagaimana perkembangan ke depannya tentunya akan terus diamati oleh pelaku pasar, sebab penyebaran virus corona delta saja masih berisiko membuat perekonomian global melambat, apalagi jika corona Mu ikut menyebar luas.
Pemerintah Indonesia juga sudah bersiap menghadapi corona Mu. Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso mengatakan berdasarkan informasi yang dia dapatkan, saat ini varian Mu tersebut sudah ditemukan di kawasan Asia, yakni di Jepang dan Hong Kong.
"Kami di Bappenas diberi mandat dan ditugasi oleh negara untuk menyusun ini, dan harus mempertimbangkan hal ini. Karena bagaimanapun juga faktor-faktor strategi internasional dan faktor lingkungan harus menghitungkan langkah-langkah itu," jelas Suharso dalam pertemuan dengan media di kantornya, Kamis (2/9/2021).
Oleh karena itu, Suharso dalam paparannya menyebutkan terjadi adanya potensi gelombang ketiga di Indonesia. Namun, pemerintah berharap penularan gelombang ketiga bisa diantisipasi jika masyarakat patuh menjalani protokol kesehatan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]
