Hawa-hawa Akhir Pekan, Gerak IHSG Terbatas di Sesi 2
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membentuk pola huruf W pada perdagangan sesi pertama Jumat (3/9/2021), mengindikasikan masih kuatnya optimisme investor di tengah kekhawatiran merebaknya virus Covid-19 varian terbaru yakni varian Mu.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.086,573 atau menguat 8,3 poin (+0,14%) pada penutupan siang. Dibuka naik 0,12% ke 6.085,628, indeks acuan utama bursa ini langsung tertekan usai pukul 09;00 WIB, hingga sempat menyentuh level terendah hariannya pada 6.056,187 setengah jam kemudian.
IHSG sempat kepayahan untuk berupaya menguat, tetapi akhirnya sukses kembali ke zona hijau beberapa menit jelang pukul 11:00 WIB, hingga menyentuh level tertinggi hariannya pada 6.090,0138 beberapa menit jelang penutupan sesi 1. Sebanyak 247 saham melemah, 221 lain menguat, dan 164 sisanya flat.
Nilai transaksi bursa menipis ke Rp 5,4 triliun yang melibatkan 11 miliaran saham dalam transaksi sebanyak 821.000-an kali. Mayoritas investor asing cenderung keluar, sehingga mencetak penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 7,7 miliar.
Penguatan tipis IHSG terjadi di tengah tren pergerakan variatif di bursa Asia, di mana indeks bursa Jepang memimpin reli dengan menguat 2,05% sedangkan bursa Shenzen China memperberat pergerakan dengan koreksi 0,56%.
Kekhawatiran seputar pandemi memperberat gerak bursa, menyusul penyebaran varian 'Mu'. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), mutasi yang pertama ditemukan di Colombia dan menyebar ke 39 negara ini berpeluang lolos dari kekebalan tubuh mereka yang pernah terinfeksi atau divaksinasi.
Namun, optimisme global muncul dari rilis klaim tunjangan asuransi pengangguran Amerika Serikat (AS) sepekan lalu yang bertambah 340.000, atau lebih baik dari ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones sebanyak 345.000 klaim. Hal ini memicu optimisme data tenaga kerja Agustus pada Jumat ini bakal berujung positif.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung sideways.
Untuk mengubah tren menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.113. Sementara untuk mengubah tren menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.050.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 48 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli ataupun jenuh jual sehingga pergerakan indeks cenderung netral alias sideways.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas atas dan mulai menyempit, maka pergerakan selanjutnya cenderung terbatas. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang netral.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)