IHSG Lagi Loyo, 5 Saham Ini Diobral sampai Kena ARB!

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), tercatat ada 5 saham yang ambles hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) dan menjadi top losers pada awal perdagangan hari ini, Jumat (3/9/2021).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.06 WIB, IHSG bergerak turun 0,26% ke posisi 6.062,681 dengan nilai transaksi Rp 3,17 triliun dan volume perdagangan 7,56 miliar.
Berikut pergerakan 5 saham yang menyentuh batas ARB.
Widodo Makmur Unggas (WMUU), saham -6,95%, ke Rp 174, transaksi Rp 20,0 M
Hasnur Internasional Shipping (HAIS), -6,90%, ke Rp 324, transaksi Rp 19,8 M
Djasa Ubersakti (PTDU), -6,90%, ke Rp 540, transaksi Rp 23,5 M
PAM Mineral (NICL), -6,84%, ke Rp 109, transaksi Rp 89,1 M
Bank MNC Internasional (BABP), -6,34%, ke Rp 384, transaksi Rp 97,5 M
Menurut data di atas, saham emiten sektor perunggasan (poultry) WMUU menjadi yang paling ambles, yakni sebesar 6,95% ke Rp 174/saham. Para investor tampaknya mulai merealisasikan aksi ambil untung (profit taking) setelah saham ini melesat dalam 3 hari terakhir.
Kemarin, saham WMUU ditutup menjadi top gainers dengan melejit 16,15%.
Di posisi kedua, saham emiten pendatang baru yang bergerak di bisnis pelayaran HAIS yang juga menyentuh ARB 6,90%, melanjutkan koreksi 6,95% pada perdagangan kemarin.
Mirip saham WMUU, para investor masih melakukan aksi profit taking lantaran Pada debutnya Rabu (1/9) lalu, saham ini ditutup melonjak hingga menyentuh batas auto rejection atas (ARA) 24,67%.
Sebagai informasi, HAIS menjadi emiten ke-28 yang dicatatkan di papan utama BEI dengan melepas sebanyak 525.250.000 saham baru atau sebanyak-banyaknya 20% dari total modal disetor dan ditempatkan penuh dengan harga penawaran umum Rp 300 per saham. Dengan demikian, dari initial public offering (IPO) ini, perseroan meraih dana sebesar Rp 157,57 miliar.
Direktur Utama HIS, Jayanti Sari mengatakan, rencananya, penggunaan dana dari IPO ini akan dialokasikan seluruhnya untuk pengembangan usaha HIS dan entitas-entitas anak perusahaan yang seluruhnya bergerak di bidang usaha transportasi laut dan jasa kepelabuhanan.
Di posisi ketiga ada saham emiten konstruksi PTDU yang terjungkal 6,90%. Dengan ini, saham PTDU sudah menyentuh ARB selama 4 hari beruntun. Sebelum anjlok dalam 4 hari terakhir, saham PTDU sempat mencetak reli kenaikan selama 5 hari beruntun, pada 24-30 Agustus lalu.
Saham emiten nikel NICL juga ambles 6,90%, setelah kemarin merosot 6,40%. Dalam sepekan saham ini minus 12,10%.
Saham Grup MNC BABP juga jatuh 6,34% ke Rp 384/saham, menandai tren pelemahan selama 4 hari beruntun. Dalam seminggu saham ini merosot 11,93%, sementata dalam sebulan anjlok 23,56%.
Kabar teranyar, BABP telah mendapatkan Pernyataan Efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 31 Agustus 2021.
Pernyataan efektif ini untuk melaksanakan penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.
BABP berencana menambah modal melalui HMETD, menargetkan 14.234.614.922 saham seri B, dengan rasio 2:1 (dua saham lama akan mendapatkan satu HMETD), maksimal 33,33% dari total modal disetor setelah HMETD.
Dengan harga eksekusi HMETD sebesar Rp 318, BABP menargetkan penghimpunan dana segar hingga Rp 4,5 triliun.
Manajemen BABP menjelaskan, seluruh dana hasil rights issue tersebut 100% akan digunakan untuk, pertama, untuk memperkuat struktur permodalan MNC Bank.
Kedua, memperluas kapasitas pinjaman MNC Bank dan akuisisi nasabah secara digital untuk mendukung pertumbuhan bisnis perseroan.
Ketiga, untuk pengembangan MotionBanking sebagai aplikasi perbankan layanan digital terintegrasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Saham RANC Melesat bareng BEKS, BBYB-MLPL Anjlok
(adf/adf)