Siap-siap! BEI Buka Gembok Perdagangan 3 Saham Ini

Ferry Sandria, CNBC Indonesia
03 September 2021 09:05
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Senin (19/7/2021) (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka kembali suspensi saham tiga emiten yang perdagangannya sempat dihentikan sementara mulai sesi I hari ini, Jumat (3/9/2021).

Ketiga emiten tersebut adalah PT Pakuan Tbk (UANG), PT Asuransi Maximus Graha Persada Tbk (ASMI) dan PT Dafam Property Indonesia Tbk (DFAM).

Pembukaan suspensi tersebut dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai.

Dari ketiga emiten tersebut, PT Pakuan Tbk yang bergerak di bidang usaha penyediaan akomodasi, real estat, aktivitas olahraga dan rekreasi lainnya merupakan yang paling lama disuspensi. Saham ini resmi 'digembok' BEI sejak perdagangan tanggal 20 Agustus silam akibat kenaikan harga yang tidak wajar dan cukup signifikan.

Kurang dari sebulan sebelum suspensi harga saham ini melonjak 165% dari Rp 480/saham pada penutupan perdagangan 22 Juli menjadi Rp 1.275 pada penutupan perdagangan 19 Agustus, sehari sebelum disuspensi oleh BEI. Dalam setahun saham ini telah meningkat hingga 550%.

Selanjutnya DFAM dan ASMI yang sempat masuk dalam radar pengawasan bursa akibat terjadinya peningkatan harga saham tersebut yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA) hingga akhirnya disuspensi bursa pada perdagangan kemarin (2/9), 'gemboknya' juga ikut dibuka mulai perdagangan sesi I hari ini.

Data BEI mencatat, sehabis ditutup merah pada hari pengumuman UMA, setelahnya saham DFAM kembali bergerak di zona hijau tiga hari secara beruntun bahkan ditutup menyentuh batas auto rejection atas (ARA) ke level Rp 400/saham pada perdagangan Rabu (1/9). Dalam seminggu saham ini telah naik 26,58%, selama sebulan terakhir harganya meningkat 179,72%.

Sedangkan saham ASMI terakhir kali ditutup di zona hijau pada tanggal 10 Agustus lalu, setelahnya saham ini selalu ditutup di zona merah dan sering kali menyentuh batas auto rejection bawah (ARB).

Dalam 14 hari perdagangan terakhir sejak berkutat di zona merah, saham ini telah terdepresiasi 61,47%. Radar pengawasan yang sempat dinyalakan oleh BEI tidak menghentikan saham ini yang pelan-pelan mulai tenggelam.

Dalam sepekan harga saham ini telah turun 41,28%, selama sebulan terakhir melemah 66,75% dan sejak awal tahun terkoreksi 86,77%.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Gembok' Saham Indosterling Dibuka, DFAM & ASMI Disuspensi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular