Bursa Asia Dibuka Beragam, Walah...Hang Seng-STI Melemah!

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
03 September 2021 08:40
A panel outside the Hong Kong Exchanges displays top active securities during morning trading in Hong Kong, China October 11, 2018.  REUTERS/Bobby Yip
Foto: Ilustrasi Bursa Hong Kong (REUTERS/Bobby Yip)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia dibuka beragam pada perdagangan Jumat (3/9/2021), jelang rilis data aktivitas jasa China versi Caixin/Markit periode Agustus 2021.

Indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 0,26%, Shanghai Composite China dibuka naik 0,1%, dan KOSPI Korea Selatan start terapresiasi 0,42%.

Sementara untuk indeks Hang Seng Hong Kong dibuka melemah 0,34% dan Straits Times Singapura terkoreksi 0,25%.

Data aktivitas jasa China yang tercermin pada Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) periode Agustus versi Caixin/Markit akan dirilis pada hari ini pukul 09:45 waktu setempat atau pukul 08:45 WIB.

Sebelumnya, data PMI manufaktur China periode Agustus versi NBS dan Caixin/Markit telah dirilis pada pekan ini, di mana keduanya menunjukkan aktivitas manufaktur Negeri Tirai Bambu mulai mengalami perlambatan.

Di lain sisi, investor akan memantau saham Alibaba yang terdaftar di bursa Hong Kong, menyusul laporan bahwa perusahaan tersebut akan menginvestasikan sebesar 100 miliar yuan (sekitar US$15,5 miliar) untuk "kemakmuran bersama." pada tahun 2025.

Bursa Asia cenderung mengikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang ditutup menguat pada perdagangan Kamis (2/9/2021) waktu setempat.

Beralih ke Wall Street, tiga indeks saham acuan Wall Street dini hari tadi ditutup dengan apresiasi. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) memimpin penguatan dengan kenaikan 131 poin atau 0,37% ke level 35.443,82

Sementara itu indeks S&P 500 bertambah 12,9 poin atau 0,28% ke level 4.536,95. Nasdaq Composite menjadi yang paling lagging dengan apresiasi sebesar 21,8 poin atau setara dengan kenaikan 0,14% ke posisi 15.331,18.

Kenaikan saham-saham di AS tersebut menyambut rilis data perekonomian terutama data tenaga kerja yang solid. Untuk kali pertama sejak pandemi virus corona (Covid-19), data klaim tunjangan pengangguran di pekan terakhir Agustus tercatat hanya 340.000.

Angka tersebut lebih rendah dari perkiraan konsensus di 345.000 dan menjadi yang terendah sejak Maret tahun lalu.

Ekonom-ekonom yang disurvei Dow Jones memperkirakan akan ada tambahan angka penciptaan kerja sebanyak 720 ribu di bulan Agustus yang membuat tingkat pengangguran turun ke 5,2%.

"Dengan klaim pengangguran menyentuh level terendah selama pandemi, pastinya ada optimisme jelang rilis data tenaga kerja yang sepenuhnya besok," tutur Mike Loewengart, Direktur Pelaksana Strategi Investasi E-Trade, seperti dikutip CNBC International.

Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell telah menegaskan bahwa program pengurangan (tapering) pembelian obligasi di pasar baru akan dimulai setelah data tenaga kerja menguat.

September secara historis adalah bulan penuh koreksi. Namun, ekspektasi pembukaan kembali ekonomi diprediksi membuat situasinya berbeda tahun ini.

Rilis data tingkat pengangguran dijadwalkan hari ini waktu setempat. Di tengah perbaikan pasar tenaga kerja Negeri Paman Sam, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang menjadi acuan pun tetap berada di level yang rendah.

Semalam, yield US treasury tenor panjang 10 tahun ditutup di angka 1,285% atau cenderung flat. Meskipun flat, tetapi yield saat mendekati tapering ini lebih rendah dari Februari lalu yang sempat tembus 1,7%. Yield untuk tenor lain seperti 1,2,5 dan 30 tahun juga terpantau flat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular