Roundup

Mengungkap Rencana Besar Erick Thohir untuk IndiHome dkk

Monica Wareza, CNBC Indonesia
03 September 2021 06:20
Instagram @Erickthohir
Foto: Instagram @Erickthohir

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mensinyalkan adanya konsolidasi bisnis perusahaan pelat merah di jasa penyedia internet (internet service provider/ISP) sehingga terjadi sinkronisasi dan lebih efisien.

Hal ini ditegaskan Erick menyusul masuknya sejumlah perusahaan BUMN ke lini bisnis jasa layanan internet yang sudah lebih dahulu dijalankan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) lewat IndiHome.

Beberapa BUMN yang dimaksud Erick jadi 'pesaing' IndiHome yakni PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui anak usahanya PT Jasa Marga Related Business (JMRB).

Kemudian PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN memiliki bisnis internet di bawah PT Telemedia Dinamika Sarana dengan brand untuk produk internetnya bernama Gasnet.

Berikutnya ada PT PLN (Persero) terjun ke bisnis internet melalui anak usahanya PT Indonesia Comnets Plus (ICON+). Melalui anak usahanya tersebut, BUMN setrum ini melahirkan produk layanan internet broadband full fiber optic dengan nama Iconnet yang diluncurkan pada 31 Mei 2021 lalu. Sebelumnya brand dikenal dengan nama Stroomnet.

"Memang ada catatan bagaimana kondisi beberapa BUMN yang mengembangkan usahanya di luar klasterisasi," kata Erick dalam Rapat Kerja dengan Komisi V DPR, Senin (30/8/2021).

"Jujur memang ada satu dua BUMN yang sedang kita dalami, salah satunya memang kalau dalam pembicaraan internal kami karena ada rapim [rapat pimpinan] mingguan, mengenai tadi ICON+ dengan Telkom [IndiHome]. Nah ini kita lakukan," kata Erick.

Sebab itu menurut Erick, perlu ada konsolidasi bisnis antar-BUMN yang memiliki lini usaha yang sama.

"Karena tentu selama ini kenapa dari dulu kita paparkan sejak awal, ketika kita konsolidasikan antara BUMN yang mempunyai hotel itu kita konsolidasikan, kalau lihat rumah sakit juga kita konsolidasikan. Ini memang tidak lain tadi supaya lebih efektif, lebih sinkron, ini menjadi catatan bagian dari kerja sama itu," tegas Erick.

Halaman Selanjutnya: Terlalu Jauh dari Core Business BUMN

Sebagai catatan, 2 tahun lalu di DPR, dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Senin (2/12/2019),, Menteri Erick juga menegaskan akan mengembalikan perusahaan BUMN pada bisnis intinya lantaran beberapa BUMN diketahui terlalu jauh mengembangkan bisnis mereka di luar bisnis inti melalui anak usaha dan tidak fokus pada keuntungan.

Saat itu, dalam rapat tersebut yang disorot adalah PT PANN (Persero) yang sebetulnya fokus pada pembiayaan (multifinance) di bidang maritim seperti pengadaan kapal, tapi kemudian memiliki bisnis di luar inti sehingga tidak fokus.

"Tentu di BUMN sendiri kita juga akan bikin kembali ke core bisnis. Berat juga, saya enggak menyalahkan PANN," katanya usai Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Senin (2/12/2019).

"Back to diskusi, sinkronisasi kenapa harus terjadi. Kita balik ke core bisnis lalu sinkronisasi. Permen [Peraturan Menteri] pembentukan anak usaha dan cucu usaha [BUMN] harus ada alasannya. Tapi kalau alasannya enggak jelas. Saya setop. BUMN yang sehat jangan sampai tergerogoti sama oknum," tegas mantan Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin ini.

Bisnis internet yang sebelumnya dijalani oleh Telkom Indonesia lewat IndiHome memang semakin ramai dengan hadirnya perusahaan BUMN lainnya lewat anak usahanya yakni PLN dan yang terbaru emiten jalan tol JSMR.

Jasa Marga melalui anak usahanya PT Jasa Marga Related Business (JMRB) memang mulai menggeluti bisnis internet.

Emiten jalan tol dan infrastruktur ini membangun infrastruktur jaringan fiber optik untuk data internet di Pulau Jawa. Dengan demikian JSMR meramaikan bisnis internet yang sudah dijalani BUMN seperti IndiHome milik Telkom dan Iconnet dari PLN

"Lebih tepatnya penyedia infrastruktur data fiber optik, JMRB mungkin saat ini belum ke arah penyedia internet," kata Direktur Utama PT JMRB Cahyo Satrio Prakoso, kepada CNBC Indonesia, Kamis (24/6/2021).

Cahyo menjelaskan penyediaan infrastruktur ini akan memanfaatkan aset Jalan Tol Trans Jawa milik Jasa Marga. Tol sepanjang 1.167 kilometer ini akan dibangun jaringan kabel fiber optik untuk penyedia layanan internet.

"JMRB hanya mengoptimalkan potensi yang dimiliki induknya [Jasa Marga] yang memiliki infrastruktur jalan tol terpanjang di Pulau Jawa," katanya.

Sebelumnya PLN juga telah meluncurkan produk layanan internet dengan basis fiber optik yang disebut Iconnet.

Layanan ini tersedia di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi. Dengan biaya langganan kisaran Rp 185 ribu hingga Rp 427 ribu per bulan dengan kecepatan 10 Mbps hingga 100 Mbps.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan, pihaknya siap bersaing dengan kompetitor seperti IndiHome, First Media, Biznet, dan lainnya.

"Hari ini kita lihat transformasi PLN, breakthrough fiber optic. Kita siap bersaing dengan kompetitor lainnya seperti dengan IndiHome, First Media, Biznet dan lainnya," paparnya saat acara peluncuran Iconnet, Senin (31/05/2021).

Menurut Zulkifli, PLN memang memiliki tanggung jawab untuk menerangi nusantara. Namun kini, PLN juga terpanggil untuk berkontribusi menerangi dan memberikan informasi cepat kepada pelanggan melalui penyediaan internet.

"Dengan tersedianya layanan Iconnet untuk masyarakat luas di seluruh Indonesia artinya PLN sudah siap jawab kebutuhan dan tuntutan pelanggan, tuntutan internet yang andal, cepat, dan sesuai dengan keekonomian masyarakat," jelas mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular