Inflasi Benua Biru Melompat, Bursa Eropa Melaju di Zona Hijau

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
Rabu, 01/09/2021 15:14 WIB
Foto: Seorang pedagang bekerja sebagai layar menunjukkan data pasar di pasar CMC di London, Inggris, 11 Desember 2018. REUTERS / Simon Dawson

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa menguat pada pembukaan perdagangan Rabu (1/9/2021), meski rilis data inflasi di zona Euro terhitungg mengejutkan karena menunjukkan lonjakan harga barang.

Indeks Stoxx 600 dibuka naik 0,8% dengan indeks saham sektor ritel melesat 1,5% memimpin reli, sedangkan indeks saham sektor komoditas dasar melemah 0,5%.

Selang 1 jam kemudian, reli indeks Stoxx 600 menjadi 3,98 poin (+0,85%) ke 474,86. Indeks DAX Jerman lompat 136,4 poin (+0,86%) ke 15.971,52. Indeks CAC Prancis terkerek 90,4 poin (+1,35%) ke 6.770,55. Sementara itu, FTSE Inggris naik 50,2 poin (+0,7%) ke 7.169,86.


Reli terjadi setelah inflasi zona Euro per Agustus tercatat menguat 3% (secara tahunan). Angka itu jauh di atas ekspektasi bank sentral Eropa yang menargetkan level 2%. Bank sentral pun akan dipaksa untuk bertindak cepat merespons perkembangan tersebut.

Tren perdagangan tersebut terjadi meski data zona Euro menunjukkan sentimen ekonomi kawasan tersebut cenderung melambat lebih buruk dari ekspektasi, pada Agustus. Investor juga masih mencerna rilis data manufaktur China.

Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) manufaktur berada di angka 50,1 atau melambat dari posisi Juli sebesar 50,4. Angka di atas 50 dalam indeks PMI menunjukkan ekspansi, sedangkan di bawah itu menunjukkan kontraksi.

Mayoritas bursa saham Asia Pasifik menguat demikian juga dengan kontrak berjangka (futures) indeks saham Amerika Serikat (AS) yang menguat tipis. Reli terjadi meski Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) sektor manufaktur China per Agustus versi Caixin/Markit berada di angka 49,2.

Temuan itu membalik rilis data serupa versi pemerintah China yang menunjukkan angka ekspansi, karena masih di level 50,1 atau lebih rendah dari posisi sebulan sebelumnya pada 50.4. Angka PMI di bawah 50 mengindikasikan kontraksi, sedangkan di atas itu menandakan ekspansi.

Investor kini memantau data slip gaji sektor non-pertanian yang akan dirilis pekan ini, karena akan mean menjadi acuan pengambilan kebijakan otoritas monetary AS. Ekonom dalam polling Dow Jones memprediksi 750.000 slip gaji baru diterbitkan, dengan angka pengangguran 5,2%.

Data lain yang akan dipantau pasar adalah angka pengangguran zona euro per Juli dan Agustus dan indeks PMI sektor manufaktur di beberapa negara Eropa. PMI sektor manufaktur Spanyol tercatat di angka 59,5 atau membaik dari posisi Juli sebesar 59.

Di sisi lain, data penjualan ritel Jerman tergelincir melampaui ekspektasi pada Juli, dengan ambles 5,1% secara bulanan atau jauh di bawah proyeksi Reuters yang memprediksi koreksi hanya sebesar 0,9%. Angka itu berbalik dari posisi Juni (4,5%) dan Mei (4,6%).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Investasi Yang Bisa Dilirik Saat Perang & Suku Bunga Ditahan