Bahaya, Harga Tembaga Anjlok 1% Lebih!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
01 September 2021 15:15
Tim Peneliti Fisika LIPI, Puspitek Tangerang Selatan berhasil mengembangkan masker kain disinfektor berlapis tembaga yang mampu membunuh virus Covid-19 dalam waktu 4 jam.  Jumat (10/7/20). CNBC Indonesia/Tri Susilo Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan riset pada masker kain sebagai upaya penanganan Covid-19 di Indonesia. Inovasi masker ini diperuntukan bagi masyarakat umum, bukan tenaga medis. Peneliti Pusat Penelitian Fisika LIPI Deni Shidqi Khaerudini menyatakan, timnya sedang mengembangkan masker kain disinfektor berbasis lapisan tembaga yang diyakini anti Covid-19. Ini berdasarkan beberapa penelitian terkait tembaga sebagai anti-microbial agent. Penelitian tersebut di antaranya menunjukkan bahwa tembaga telah dikenal sebagai anti-microbial agent (agen anti mikroba) sejak zaman Mesir dan Yunani kuno, seperti untuk perawatan luka dan sterilisasi air. Selain itu, ditemukan terjadinya perusakan bakteri maupun virus akibat kontak dengan tembaga (contact killer), meski berbeda-beda tergantung jenis mikroorganisme. Secara umum, mekanisme perusakan terjadi dengan ion-ion tembaga yang mudah terlepas setelah bakteri atau virus menempel pada lapisan tembaga. Hal ini mengakibatkan kerusakan pada dinding sel dan degradasi DNA atau RNA, sehingga mikroba tidak mampu reproduksi yang berujung pada kematian sel tersebut. Terkait SARS-CoV-2 atau virus corona penyebab Covid-19, penelitian terbaru menunjukkan bahwa virus corona hanya mampu bertahan selama 4 jam di permukaan tembaga. Riset ini juga didasari efektivitas penyaringan (filter) mikroorganisme terhadap masker kain yang selama ini umum digunakan masyarakat untuk mencegah penularan Covid-19. Diketahui, virus corona berdiameter 0,065-0,125 mikron. Penelitian efektivitas filter masker kain didasarkan pada mikroorganisme B. Atrophaeus yang berdiameter 0,9-1,25 mikron. Hasilnya, masker kain satu lapis memiliki kemampuan filter 69,42 persen dan yang dua lapis sebesar 70,66 persen. Dengan demikian, jika dibandingkan dengan virus corona yang memiliki diameter 10 kali lipat lebih kecil dari bakteri B. Atrophaeus, maka kemampuan filter masker kain terhadap virus corona jauh lebih rendah. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Masker Berlapis Tembaga (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga turun akibat kekhawatiran penurunan permintaan dari China. Kekhawatiran ini timbul seiring rilis data aktivitas manufaktur di Negeri Panda.

Pada Rabu (1/9/2021) pukul 13:35 WIB, harga tembaga jatuh 1,09% dibanding hari sebelumnya. 

tembagaSumber: Trading Economics]

Tren aktivitas manufaktur China terus menurun sejak Maret 2021 hingga Agustus 2021. PMI manufaktur China pada Agustus 2021 adalah sebesar 50,1. Turun dari bulan sebelumnya yakni 50,4.

pmiSumber: Trading Economics

Penurunan ini karena pembatasan kegiatan karena langkah penurunan tingkat penularan virus Corona. Terganggunya pasokan bahan baku dan tingginya harga bahan baku menjadi pemberat produksi pabrik.


Tembaga adalah komponen yang banyak digunakan pada manufaktur China. China sendiri adalah pengguna tembaga terbesar hingga mencapai setengah konsumsi global.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Investasi Jumbo Cile Katrol Harga Tembaga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular