Kabar Kurang Enak soal Ekonomi China, Data PMI Melambat

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Selasa, 31/08/2021 16:40 WIB
Foto: Para pekerja membuat bendera China di sebuah pabrik menjelang peringatan berdirinya Republik Rakyat China yang ke-70, di Jiaxing, Zhejiang, Cina, (25/9/2019).( REUTER / Stringer )

Jakarta, CNBC Indonesia - Bisnis China dan ekonominya secara lebih luas sepertinya kini berada di bawah tekanan. Ini terlihat dari data PMI manufaktur terbaru, yang dirilis, Selasa (31/8/2021).

Dari data Biro Statistik Nasional (NBS), PMI manufaktur turun menjadi 50,1 di Agustus dari sebelumnya 50,4 di Juli. Ini juga lebih rendah dibanding prediksi analis di Reuters 50,2.


Permintaan merosot tajam seiring dengan kontraksi pesanan baru. Pesanan untuk ekspor turun 46,7, terendah lebih dari setahun.

"PMI Agustus yang lebih buruk dari perkiraan menambah keyakinan kami bahwa perlambatan pertumbuhan di semester kedua bisa sangat menonjol," tulis ekonom Nomura dalam sebuah catatan.

"Kami mengharapkan Beijing untuk mempertahankan kombinasi kebijakan 'pengetatan yang ditargetkan' untuk beberapa sektor, terutama sektor properti dan industri berpolusi tinggi, dilengkapi dengan 'pelonggaran universal' untuk seluruh perekonomian."

Nomura tidak sendirian dalam pandangannya itu. Analis lain juga memperkirakan bank sentral akan memberikan pemotongan lebih lanjut terhadap jumlah uang tunai yang harus dimiliki bank sebagai cadangan akhir tahun untuk mengangkat pertumbuhan.

PMI non-manufaktur Agustus juga turun jauh dibanding Juli. NBS mencatat 47,5 dibanding bulan lalu 53,3. Industri katering, transportasi dan hiburan paling berpengaruh.

"Survei terbaru menunjukkan bahwa ekonomi China mengalami kontraksi (pada Agustus) karena gangguan virus sangat membebani aktivitas layanan ... kemacetan rantai pasokan memburuk dan permintaan melunak," kata Julian Evans-Pritchard, ekonom senior China di Capital Economics.

Meski sebagian besar pelemahan akan berbalik dengan pelonggaran pembatasan Covid-19, seiring kesuksesan China melawan Delta, kondisi kredit yang ketat dan melemahnya permintaan asing akan terus membebani ekonomi China.

Sebagai informasi, angka PMI di bawah 50 menunjukkan kontraksi. Sedangkan di atas 50 mencerminkan ekspansi.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Cuan Perang Dagang, Produsen Kemasan Kertas RI Tembus Pasar AS