Kasus Covid-19 Melandai, Harga Saham Farmasi Rontok

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
31 August 2021 11:10
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham emiten farmasi terkoreksi di zona merah sepanjang perdagangan sesi I pagi ini, Selasa (31/8/2021), di tengah mulai melandainya kasus Covid-19 di Indonesia selama 2 pekan terakhir.

Berikut pelemahan saham farmasi, pada pukul 10.33 WIB:

  1. Kalbe Farma (KLBF), saham -3,94%, ke Rp 1.340/saham, transaksi Rp 11 M

  2. Pyridam Farma (PYFA), -2,16%, ke Rp 1.135/saham, transaksi Rp 115 juta

  3. Kimia Farma (KAEF), -1,22%, ke Rp 2.420/saham, transaksi Rp 7 M

  4. Indofarma (INAF), -0,85%, ke Rp 2.340/saham, transaksi Rp 418 juta

  5. Phapros (PEHA), -0,43%, ke Rp 1.160/saham, transaksi Rp 98 juta

  6. Itama Ranoraya (IRRA), -0,28%, ke Rp 1.790/saham, transaksi Rp 1 M

Menurut data di atas, saham KLBF menjadi yang paling anjlok dengan turun 3,94% ke Rp 1.340/saham, menghentikan reli kenaikan 4 beruntun. Dalam sepekan saham KLBF naik 3,86%, sedangkan dalam sebulan terkerek 6,75%.

Di posisi kedua, ada saham PYFA yang melorot 2,16% ke Rp 1.135/saham, setelah kemarin naik 2,65%. Dalam sepekan saham ini turun 3,75%, sementara dalam sebulan naik 0,43%.

Di bawah saham KLBF-PYFA, ada dua saham BUMN farmasi KAEF dan INAF yang kompak terkoreksi. Saham KAEF menyusut 1,22% ke Rp 2.420/saham, sementara saham INAF melemah 0,85%.

Sebelumnya, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kasus konfirmasi positif Covid-19 di tanah air pada Senin (30/8) kemarin bertambah 5.436 kasus, menurun dibandingkan dengan sehari sebelumnya 7.427 kasus. Dengan pertambahan ini maka total kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia mencapai 4,079 juta.

Sementara, jumlah pasien sembuh sembuh bertambah 19.398 orang pada Senin, sehingga total kasus sembuh menjadi 3.743.716. Namun, sayangnya kasus meninggal juga bertambah 568 menjadi 132.491.

Dengan dinamika data tersebut, maka kasus aktif Covid-19 di Indonesia kembali menurun hampir mendekati 200.000 kasus, atau tepatnya 203.060 kasus.

Di tengah penurunan kasus baru tersebut, pada Senin malam, pemerintah memutuskan melanjutkan PPKM level 2-4 di pulau Jawa dan Bali.

Namun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kepala Negara mengungkapkan ada pelonggaran karena situasi pandemi virus corona di Indonesia yang terus membaik.

"Tingkat positivity rate terus menurun dalam tujuh hari terakhir. Tingkat keterisian rumah sakit untuk kasus Covid semakin membaik. Rata-rata BOR (Bed Occupancy Rate, tingkat keterisian ranjang rumah sakit) nasional sudah berada di sekitar 27%.

"Untuk wilayah Jawa Bali terdapat penambahan wilayah aglomerasi yang masuk ke Level 3 yakni Malang Raya dan Solo Raya. Sehingga wilayah yang masuk ke dalam Level 3 pada penerapan minggu ini adalah aglomerasi Jabodetabek, Bandung Raya dan Surabaya Raya, Malang Raya dan Solo Raya. Untuk Semarang Raya berhasil turun ke Level 2," papar Jokowi.

Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Kemaritiman dan Investasi, menambahkan ada sejumlah pelonggaran bagi wilayah yang masuk zona PPKM Level 3. Restoran dan warung makan kini diperbolehkan melayani pelanggan yang makan-minum di tempat dengan kapasitas 50%. Naik dari sebelumnya yaitu 25%.

Kemudian pusat perbelanjaan atau mal bisa beroperasi hingga pukul 21:00 dari sebelumnya hanya boleh sampai pukul 20:00. Namun kapasitas pengunjung masih dibatasi 25%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investor Ramai-ramai Borong Saham Farmasi, Khawatir Omicron?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular