Risiko Taper Tantrum Mengecil, Dolar AS Masih Primadona?
Jakarta, CNBC Indonesia - Tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed) menjadi isu utama di pasar finansial global dalam beberapa pekan terakhir.
Dolar AS pun menjadi primadona, sebab ketika tapering dilakukan maka aliran modal yang selama ini tersebar akan kembali ke pangkuan Paman Sam. Indeks dolar AS pada Jumat (20/8/2021) menyentuh level 93,729 yang merupakan level tertinggi sejak November 2020.
Tetapi, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut pada pekan lalu merosot 0,87%, yang bisa menjadi pertanda berbaliknya sentimen terhadap dolar AS, tidak lagi menjadi primadona.
Di Asia, dolar AS masih menjadi primadona, setidaknya hingga pekan lalu. Hal tersebut terlihat dari survei 2 mingguan yang dilakukan Reuters, dimana pelaku pasar masih mengambil posisi beli (long).
Tetapi, jika dihadapkan dengan rupiah keunggulan dolar AS semakin terkikis, dimana posisi long-nya semakin yang semakin rendah. Dari 9 mata uang Asia yang disurvei, rupiah menjadi yang terbaik kedua.
Survei tersebut menggunakan skala -3 sampai 3, angka negatif berarti pelaku pasar mengambil posisi beli (long) mata uang Asia dan jual (short) dolar AS. Semakin mendekati -3 artinya posisi long yang diambil semakin besar.
Sementara angka positif berarti short mata uang Asia dan long dolar AS, dan semakin mendekati angka 3, semakin besar posisi short mata uang Asia.
Survei terbaru yang dirilis hari ini, Kamis (26/8/2021) menunjukkan sentimen rupiah membaik, dengan angka untuk rupiah di 0,18, membaik dibandingkan 2 pekan lalu 0,20.
Dari 9 mata uang, hanya rupee India yang posisinya sudah berbalik, dari short menjadi long. Data terbaru menunjukkan angka -0,08, jauh lebih baik dari sebelumnya 0,37.
Rupiah berada di urutan kedua terbaik, sementara mata uang lainnya posisi short-nya masih cukup besar, bahkan ada yang mengalami peningkatan.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Tapering Tahun Ini, Tetapi Dolar AS Belum Tentu Primadona
(pap/pap)