Tak Peduli PPKM, IHSG Melesat 1,7% & Asing Belanja Rp 629 M

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Senin, 30/08/2021 15:40 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup cerah bergairah pada penutupan perdagangan Senin (30/8/2021), di mana sepanjang perdagangan hari ini IHSG terus menguat tanpa sekalipun menyentuh zona merah di tengah tren positif di bursa global.

Indeks saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melesat 1,71% ke level 6.144,90.

Data perdagangan mencatat nilai transaksi hari ini kembali naik menjadi Rp 11,1 triliun. Terpantau investor asing masih melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 629 miliar di pasar reguler. Sebanyak 316 saham menguat, 197 saham melemah dan 132 lainnya stagnan.


Investor asing melakukan pembelian bersih di saham PT Astra International Tbk (ASII) sebesar Rp 69 miliar. Selain di saham ASII, asing juga tercatat mengoleksi saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 68 miliar.

Dari pergerakan sahamnya, saham ASII dan BBRI ditutup di zona hijau pada hari ini. Saham ASII ditutup melesat 4,46% ke level harga Rp 5.275/unit, sedangkan saham BBRI berakhir menguat 2,6% ke posisi harga Rp 3.940/unit.

Sedangkan penjualan bersih (net sell) dilakukan asing di saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) yang dilepas sebesar Rp 26 miliar dan di saham PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC) sebesar Rp 18 miliar.

Saham AMRT ditutup melesat 3,1% ke level Rp 1.330/unit, sedangkan saham RANC ditutup meroket hingga 24,56% ke posisi Rp 2.130/unit pada hari ini.

Reli IHSG terjadi di tengah tren pergerakan positif bursa global setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) memberikan kepastian bahwa tak ada kenaikan suku bunga acuan tahun ini, selain kebijakan tapering (pengurangan pembelian obligasi di pasar sekunder).

Dalam sambutannya di ajang Jackson Hole, simposium tahunan Federal Reserve (The Fed) yang dihadiri pejabat bank sentral dari seluruh dunia, Ketua The Fed, Jerome Powell menyatakan bahwa pembelian obligasi bulanan-senilai US$ 120 miliar yang selama ini dijalankan-akan dikurangi sebelum tahun baru.

Namun, dia menegaskan bahwa kebijakan tapering tersebut, bakal dijalankan terpisah atau tidak bersamaan dengan kebijakan penaikan suku bunga acuan.

Menurut dia, perlu lebih banyak tes sebelum kebijakan penaikan suku bunga dijalankan dan dia tidak melihatnya bakal terlaksana tahun ini. Pasar pun yakin tidak akan ada taper tantrum dalam waktu dekat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Saat Perang Berkobar, Saham & Investasi Mana Yang Bisa Cuan?