Tapering 2013 Bikin Harga Emas Hancur, Terulang Tahun Ini?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 August 2021 13:45
Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)

Bank of America (BofA) menjadi salah satu institusi yang memprediksi harga emas akan melesat lagi. BofA mengakui jika tapering akan menekan dan membatasi penguatan harga emas, tetapi tidak menghilangkan potensi emas ke US$ 1.900/troy ons di akhir tahun ini.

Dalam proyeksi terbarunya yang dirilis Kamis kemarin, analis komoditas dari BofA mengatakan emas kehilangan kemilaunya karena para investor menanti kepastian tapering dari The Fed. Tetapi, ada satu hal yang membuat outlook emas cerah, yakni inflasi yang tinggi di Amerika Serikat (AS).

"Saat perekonomian AS terakselerasi, inflasi seharusnya naik, dengan pasar melihat outlook inflasi yang melandai, ketika terjadi kenaikan tajam maka hal itu akan mendorong kenaikan harga emas. Fokus pelaku pasar tertuju pada tapering, sehingga emas menjadi kurang menarik bagi investor saat ini," kata analis BofA, sebagaimana dilansir Kitco (26/8/2021).

Selain itu, investor ternama Jeffery Gundlach yang dikenal sebagai "Raja Obligasi" juga melihat harga emas akan terus menanjak. Tetapi Gundlach melihatnya dalam jangka panjang akibat dolar AS yang akan mengalami penurunan.

Menurutnya, penurunan dolar AS tidak bisa dihindari, sebab kebijakan ekonomi yang diterapkan pemerintah AS, yang membuat utang menjadi membengkak. Ia memprediksi dolar AS setidaknya akan ambrol 25%.

"Keyakinan saya yang pertama adalah dalam beberapa tahun ke depan, saya tidak berbicara hitungan buklan sama sekali tetapi tahun, dolar AS akan terus mengalami penurunan," kata Gundlach pada Yahoo Finance.

"Penurunan dolar AS menjadi salah satu alasan kita akan memilih emas. Saya pikir harga emas akan naik sangat tajam, tetapi saat ini masih berhibernasi" tambahnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular