Dolar Singapura 'Flawless' Lawan Rupiah di Pekan Ini

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 August 2021 13:15
Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang pekan ini, dolar Singapura flawless alias tanpa cela melawan rupiah. Hingga pertengahan perdagangan Jumat (27/8/2021), mampu mempertahankan penguatan yang cukup besar, dan menuju penguatan 6 hari perdagangan beruntun.

Pada pukul 12:33 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.699,03, dolar Singapura menguat 0,28% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Total dalam 6 hari perdagangan hingga ke level tersebut dolar Singapura melesat 1,12%.

Rupiah kalah bersaing dengan dolar Singapura di pekan ini, sebab adanya pertemuan Jackson Hole di Amerika Serikat (AS) hari ini.

Ketua bank sentral AS (The Fed), Jerome Powell, diperkirakan akan memberikan detail kapan dan bagaimana tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) akan dilakukan.

Jika tapering terjadi dalam waktu dekat, maka aliran modal akan keluar dari Indonesia menuju Amerika Serikat, hal itu dapat memukul rupiah. Tetapi Jika tapering tidak dilakukan dalam waktu dekat, rupiah yang dianggap aset berisiko tetapi memiliki imbal hasil tinggi akan kembali menguat.

Sebelum Powell berbicara, beberapa pejabat elit The Fed menyatakan dukungannya untuk melakukan tapering di tahun ini.

"Kita kemungkinan tidak perlu lagi melakukan pembelian aset pada titik ini," kata presiden The Fed wilayah St. Louis, James Bullard kepada CNBC International kemarin.

Bullard kembali menegaskan pilihannya untuk segara melakukan tapering QE yang saat ini senilai US$ 120 miliar per bulan, dan mengakhiri program tersebut di awal tahun depan.

Ada lagi presiden The Fed wilayah Kansas City Ester George, kepada Fox Business mengatakan ia memperkirakan informasi detail mengenai tapering akan ada setelah rapat kebijakan moneter The Fed bulan September.

"Dengan inflasi yang kuat dan pemulihan pasar tenaga kerja yang diperkirakan berlanjut, ada peluang untuk mengurangi pembelian aset," kata George.

Ia juga lebih senang jika tapering dilakukan lebih cepat ketimbang mundur lagi.

Sementara presiden The Fed wilayah Dallas, Robert Kaplan mengatakan The Fed seharusnya mengumumkan tapering pada bulan September, dan melakukannya di bulan Oktober atau tidak jauh dari pengumuman, dan diselesaikan dalam waktu 8 bulan.

Meski demikian, para pelaku pasar juga menanti sinyal dari ketua The Fed Jerome Powell saat pertemuan Jackson Hole nanti.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular