Jakarta, CNBC Indonesia - Setidaknya ada tiga emiten pengelola restoran yang sudah melaporkan kinerja keuangan per semester I 2021. Kinerja ketiga emiten tersebut tampaknya masih tertekan efek pandemi Covid-19, kendati mulai berhasil memangkas rugi bersih dan mencatatkan kenaikan laba bersih pada paruh pertama tahun ini.
Ketiga emiten yang dimaksud adalah operator waralaba brand Starbucks dan Pizza Marzano PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB), Emiten pemegang waralaba California Fried Chicken (CFC) Pioneerindo Gourmet International Tbk (PTSP), dan pengelola restoran waralaba Pizza Hut Indonesia Sarimelati Kencana Tbk (PZZA).
Berikut tabel kinerja ketiga emiten resto pada semester I 2021.
Berdasarkan data di atas, dua emiten berhasil memangkas rugi bersih di tengah naiknya penjualan pada semester I tahun ini, yakni MAPB dan PTSP. Sementara, PZZA berhasil mencetak pertumbuhan laba bersih secara tahunan (year on year/yoy), kendati pendapatan semester I 2021 terkoreksi.
Mari kita bahas secara singkat satu per satu.
MAPB
Penjualan MAPB naik 22,53% secara yoy dari Rp 959,78 miliar per 30 Juni 2020 menjadi Rp 1,18 triliun pada periode yang sama tahun ini. Naiknya penjualan membuat MAPB berhasil menciutkan rugi bersih dari Rp 114,75 miliar pada semester I 2020 menjadi Rp 20,07 miliar pada semester I tahun ini.
Penjualan makanan menyumbang 63,93% dari pendapatan MAPB pada semester I ini. Sementara, segmen minuman berkontribusi sebesar 28,99% dari total penjualan MPAB per 30 Juni 2021.
Sementara, beban pokok penjualan naik 31,28% secara tahunan menjadi Rp 385,61 miliar pada semester I 2021.
Dalam laporan keuangan manajemen MPAB menyebutkan, dampak dari pandemi COVID-19 yang terjadi secara global, memaksa perusahaan untuk menangguhkan atau membatasi operasi bisnis selama tahun pelaporan dan dampaknya diperkirakan akan berpengaruh hingga periode kedepan yang tidak dapat ditentukan.
"Hal ini mengakibatkan perlambatan ekonomi secara global dan berdampak pada bisnis Grup," jelas manajemen MPAB, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (27/8/2021).
Beberapa strategi yang dilakukan MPAB dalam mengatasi situasi pandemi ini, di antaranya memaksimalkan efisiensi dan produktivitas karyawan, fokus pengembangan usaha atas brand-brand yang dapat lebih memberikan hasil.
Kemudian, melakukan pengembangan usaha secara online dan omni channel, dan membatasi jumlah capital expenditures (capex) Grup untuk pembukaan gerai-gerai baru.
Adapun jumlah karyawan perusahaan yang dimiliki Grup MAP ini adalah 5.499 karyawan pada tanggal 30 Juni 2021, berkurang dari 5.646 karyawan pada tanggal 31 Desember 2020.
PTSP
Mirip dengan MAPB, PTST juga berhasil memangkas rugi bersih perusahaan menjadi Rp 9,84 miliar pada semester I tahun ini dari rugi bersih Rp 45,45 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Sejurus dengan itu, pendapatan dan penjualan bersih perusahaan tumbuh 2,46% secara yoy menjadi Rp 206,60 miliar pada paruh pertama tahun ini, dari Rp 201,63 miliar pada semester I 2020.
Lebih rinci, pos penjualan dari segmen ayam California Fried Chicken menjadi andalan perusahaan, yakni sebesar 93,41% atau Rp 192,99 miliar pada semester I ini. Di posisi kedua, segmen masakan oriental Sapo Oriental menyumbang Rp 5,59 miliar per 30 Juni 2021.
Beban pokok penjualan tercatat naik 1,11% secara tahunan menjadi Rp 82,69 miliar per semester I tahun ini.
Sebagai informasi, jumlah gerai yang dimiliki oleh PTSP dan gerai waralaba yang tersebar di seluruh Indonesia sebanyak 308 pada Juni 2021, turun dari 318 gerai per 31 Desember 2020.
PZZA
PZZA mencatatkan pertumbuhan laba bersih fantastis atau mencapai 201% menjadi Rp 31,52 miliar pada paruh pertama tahun ini atau per Juni 2021.
Data laporan keuangan mencatat, laba bersih ini naik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mana PZZA mencetak laba bersih sebesar Rp 10,47 miliar.
Meskipun laba bersih meningkat drastis, pendapatan perusahaan masih tertekan menjadi Rp 1,69 triliun, menyusut 7,15% dari pendapatan selama 6 bulan pertama tahun lalu yang berada di angka Rp 1,82 triliun.
Penjualan perusahaan terdiri dari penjualan makanan yang turun menjadi total Rp 1,59 triliun dari semula sebesar Rp 1,73 triliun.
Penjualan minuman tumbuh tipis dari semula Rp 94,77 miliar, kini meningkat menjadi Rp 95,35 miliar. Sedangkan potongan penjualan turun dari semula Rp 6,98 miliar kini menjadi Rp 3 miliar.
Beban pokok perusahaan tercatat turun menjadi Rp 566,96 miliar dari semula Rp 634,66 miliar, beban penjualan turun menjadi Rp 977,77 miliar dari semula mencapai Rp 1,06 triliun.
Manajemen PZZA mengakui, perusahaan telah dan mungkin akan terus dipengaruhi oleh efek penyebaran virus Covid-19.
"[H]al tersebut menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional, peningkatan risiko kredit Perusahaan, depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat dan gangguan pada operasional Perusahaan," jelas manajemen PZZA dalam laporan keuangan perusahaan, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (27/8/2021).
Sepanjang 6 bulan awal tahun ini, perusahaan juga menambah dua gerai baru menjadi total 522 gerai hingga akhir Juni 2021. Angka ini naik dari akhir tahun lalu dimana perusahaan mengoperasikan 520 gerai pada akhir Desember 2020.
Meski gerai bertambah, jumlah karyawan malah mengalami pemangkasan dari total 5.787 karyawan tetap pada akhir tahun lalu, kini berkurang 114 menjadi 5.673 karyawan pada akhir Juni.
Di bursa saham, per pukul 11.00 WIB, saham MPAB naik 0,90% ke Rp 1.685/saham, saham PZZA turun 0,75% ke Rp 665/saham, sedangkan saham PTSP stagnan di Rp 5.025/saham.
TIM RISET CNBC INDONESIA