Ekspansi! Pyridam Farma Siap Caplok Saham Holi Pharma

Ferry Sandria, CNBC Indonesia
Kamis, 26/08/2021 10:35 WIB
Foto: Dok.Holi Pharma

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten farmasi dan perdagangan peralatan medis, PT Pyridam Farma Tbk (PYFA), mengumumkan akan melakukan pembelian perusahaan farmasi produsen obat anti biotik dan non antibiotik, PT Holi Pharma (HP).

Berdasarkan laporan informasi atau fakta material yang terbit di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pengajuan tawaran untuk pembelian saham Holi Pharma adalah sejumlah 27.385 saham atau setara dengan 100% dari modal ditempatkan dan disetor dalam PT Holi Pharma.

PYFA akan membeli saham tersebut dari pemegang saham HP pada saat ini yaitu Erik Darius Mardiwidyo dan Murtiati yang bertindak sebagai pihak penjual, bersama dengan afiliasi perseroan.


Terkait dengan rencana pengambilalihan tersebut, PYFA bersama-sama dengan Holi Pharma dan para penjual telah menandatangani perjanjian pengikatan jual beli (PPJB), PYFA juga mengatakan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Holi Pharma baik langsung maupun tidak langsung.

Adapun mengenai tujuan pengambilalihan saham Holi Pharma, pihak manajemen mengatakan bahwa keputusan ini diambil untuk memperluas kegiatan usaha grup perseroan.

Hingga saat ini nilai kontrak dalam PPJB masih belum diketahui seberapa besar, pihak perusahaan mengatakan nilainya akan ditentukan secara pasti setelah Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) yang ditunjuk oleh perseroan selesai melakukan penilaian.

"Perlu kami sampaikan bahwa rencana pengambilalihan di atas akan diselesaikan setelah terpenuhinya seluruh kondisi prasyarat sebagaimana tercantum di dalam PPJB," ujar Nadia Miranty Verdiana, Sekretaris PYFA yang dikutip oleh CNBC Indonesia, Kamis ini (26/8).

Berdasarkan situs reminya, PT Holi Pharma berdiri pada tahun 1968 yang berlokasi di Cimahi, Jawa Barat. Perusahaan mengatakan telah memenuhi persyaratan CPOB (Cara Pembuatan Obat Yang Baik) untuk Industri Farmasi.

Sertifikat yang diperoleh meliputi tablet biasa non antibiotik, cairan oral non antibiotik, cairan oral antibiotik, cairan obat luar non steril non antibiotik, kapsul keras non antibioti, kapsul keras antibiotik dan salep non antibiotik.

Sebelumnya Pyridam Farma telah memperoleh penambahan fasilitas pinjaman sebanyak Rp 53,7 miliar dari awal yang diberikan oleh PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP), dari jumlah plafon kredit awal yang diberikan sejumlah Rp 54,72 miliar. Sehingga, total pinjaman yang diterima PYFA mencapai Rp 108,42 miliar.

Perjanjian terkait suntikan dana tersebut terbagi menjadi enam bagian, termasuk Fasilitas Kredit Rekening Koran (Fasilitas RK) dengan jumlah batas Rp 5 miliar ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan modal kerja dan Fasilitas Demand Loan 2 (DL 2) Rp 30 miliar ditujukan untuk pembiayaan modal kerja perusahaan yang bersifat jangka pendek.

"Penambahan fasilitas pinjaman ini dilakukan untuk menunjang kebutuhan modal, pembelian gudang baru, dan kegiatan operasional Perseroan," tulis Sekretaris PYFA Nadia Miranty Verdiana, dilansir keterbukaan informasi, pertengahan Juli lalu (15/7).

Pada perdagangan sesi I Kamis (26/8) pukul 10.12 WIB di pasar modal, saham PYFA tercatat naik 5,81% ke level Rp 1.275 per saham. Dalam sepekan saham ini naik 6,25%, selama sebulan terakhir meningkat 18,06% dan sejak awal tahun tumbuh 30,77%.


(tas/tas)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Ditutup Menguat - PMI Manufaktur Masih Terkontraksi