
5 Saham Bank Mini Ini Naik 'Gila-Gilaan', Cek Fundamental Yuk

Allo Bank Indonesia
Pendapatan bunga Allo Bank naik 42,46% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 89,61 miliar per akhir Juni 2020 menjadi Rp 127,66 miliar pada periode yang sama 2021.
Secara lebih rinci, pendapatan bunga disumbang oleh pendapatan dari kredit yang diberikan senilai Rp 52,70 miliar, pendapatan dari efek-efek sebesar Rp 73,60 miliar, penempatan pada Bank Indonesia Rp 1,31 miliar, dan sisanya penempatan pada bank lain senilai Rp 53,06 juta.
Seiring dengan kenaikan pendapatan bunga, beban bunga juga meningkat 23,59% secara tahunan menjadi Rp 74,19 miliar pada triwulan kedua 2021 dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 60,03 miliar.
Sejurus dengan itu, pendapatan bunga bersih Allo Bank juga tercatat tumbuh 80,76% secara yoy menjadi Rp 53,47 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 29,58 miliar pada semester I tahun lalu.
Sementara, laba bersih tahun berjalan mengalami penurunan 30,23% secara tahunan dari posisi 30 Juni 2020 sebesar Rp 32,86 miliar menjadi Rp 22,93 miliar.
Bank MNC
Bank MNC mencatatkan penurunan laba bersih 6,69% dari Rp 5,13 miliar pada semester I 2020 menjadi Rp 4,78 miliar pada periode yang sama tahun ini.
Penurunan kinerja laba bersih ini seiring oleh turunnya pendapatan bunga Bank MNC 6,8% yoy, dari Rp 500,04 miliar pada paruh pertama 2020 menjadi Rp 465,86 miliar pada semester I tahun ini.
Sejurus dengan itu, sepanjang semester I pendapatan bunga bersih Bank MNC turun 15,31% secara tahunan menjadi Rp 182,84 miliar.
Penyaluran kredit BABP tumbuh 8,55% secara tahunan menjadi Rp 7,49 triliun pada semester I tahun ini, dari Rp 6,90 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Bank Neo Commerce
Bank yang dikuasai fintech Akulaku ini belum melaporkan kinerja keuangan semester I. Alhasil, Tim Riset menggunakan laporan keuangan kuartal I 2021.
Sepanjang 3 bulan pertama tahun ini, BBYB berhasil membukukan pendapatan bunga Rp 142,73 miliar, naik 6,88% secara tahunan dari Rp 133,54 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun, pendapatan bunga bersih BBYB terkoreksi 4,89% menjadi Rp 52,32 miliar pada kuartal I 2021. Seiring dengan turunnya pendapatan bunga bersih, laba bersih BBYB pada kuartal I 2020 yang sebesar Rp 13,20 miliar berubah menjadi rugi bersih Rp 50,27 miliar pada periode yang sama 2021.
Total kredit BBYB tercatat naik 2,19% menjadi Rp 3,75 triliun pada triwulan I. Sementara, total DPK tumbuh dari Rp 3,94 triliun pada 31 Desember tahun lalu menjadi Rp 4,19 triliun pada kuartal I 2021.
Bank Jago
Terakhir, bank yang disokong investor Singapura dan Gojek ARTO masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 47 miliar pada semester I-2021, turun 8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dengan rugi bersih Rp 50,91 miliar.
Pertumbuhan kredit di semester I mengerek pendapatan bunga Bank Jago sebesar 289% (yoy).
Dengan beban bunga yang hanya meningkat 46%, perseroan mampu membukukan kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 423% menjadi Rp 139 miliar. Hal ini berdampak pada penurunan rasio cost to income dari 289% pada semester I 2020 menjadi 129% pada semester I 2021.
Kondisi ini turut mendongkrak rasio net interest margin (NIM) dari 4,1% menjadi 5% pada kurun yang sama.
Manajemen Bank Jago menjelaskan, sebagai bank teknologi yang tengah berkembang, perseroan terus mengalokasikan belanja modal untuk investasi IT, pengembangan aplikasi dan rekruitmen talenta baru. Hal ini membuat biaya operasional (operating expense) meningkat 135% menjadi Rp183 miliar.
Kenaikan biaya operasional ini berdampak ke perolehan laba periode semester I-2021 yang masih membukukan rugi bersih Rp 47 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)[Gambas:Video CNBC]