Dolar AS Tunggu Jackson Hole, Rupiah Terus Berlari!
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Rabu (25/8/2021). Jika sukses dipertahankan hingga penutupan perdagangan nanti, maka rupiah akan membukukan penguatan 3 hari bertuntun.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan di Rp 14.380/US$, menguat 0,07% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Rupiah masih bertahan di level tersebut hingga pukul 9:10 WIB.
Pertemuan Jackson Hole di Amerika Serikat yang akan diadakan pada Jumat nanti menjadi perhatian pelaku pasar. Pertemuan ini akan dihadiri pimpinan bank sentral, menteri keuangan, akademisi hingga praktisi pasar finansial dari berbagai negara.
Dolar AS menunggu pertemuan tersebut, sebab ketua bank sentral AS (The Fed), Jerome Powell, diperkirakan akan memberikan detail kapan dan bagaimana tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) akan dilakukan.
"Kami pikir investor akan menunggu untuk mendengar tapering dari Jerome Powell pada hari Jumat, sebelum kembali masuk ke aset-aset berisiko lagi, dan menjual dolar AS," tulis ahli strategi dari ING dalam catatan kepada nasabahnya yang dikutip CNBC International, Selasa (24/8/2021).
Untuk saat ini, peluang tapeing dilakukan tahun ini mulai meredup, sebab Presiden The Fed wilayah Dallas, Robert Kaplan, pada Jumat lalu mengatakan akan mempertimbangkan kembali tapering dalam waktu dekat jika penyebaran virus corona mengganggu pemulihan ekonomi AS.
Kaplan merupakan salah satu anggota The Fed yang hawkish atau pro pengetatan moneter. Sehingga komentarnya memberikan dampak signifikan terhadap ekspektasi tapering.
"Jackson Hole adalah kunci, tetapi melihat ketidakpastian (akibat Covid-19) The Fed kemungkinan akan melihat data tenaga kerja 2 bulan ke depan, tetapi pengumuman tapering tetap di tahun ini," kata Tapas Strickland, analis dari National Australia Bank, sebagaimana dilansir Reuters.
Sementara itu ekonom dari Goldman Sachs memperkirakan The Fed baru akan mengumumkan tapering di bulan November, dengan probabilitas sebesar 45%. Selain itu, besarnya tapering diperkirakan sebesar US$ 15 miliar, dari total nilai QE saat ini US$ 120 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)