Tapering Diragukan! Dolar AS 'Dibuang', Rupiah Melenggang

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 August 2021 09:35
Jelang Lebaran, Penukaran Uang Pecahan  Rupiah Kecil Baru Mulai Ramai (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Jelang Lebaran, Penukaran Uang Pecahan Rupiah Kecil Baru Mulai Ramai (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melaju kencang di awal perdagangan Selasa (24/8/2021), hingga menembus kembali ke bawah Rp 14.400/US$. Tapering yang mulai diragukan terjadi di tahun ini membuat dolar Amerika Serikat (AS) "dibuang", sementara rupiah mendapat sentimen positif dari dalam negeri.

Melansir data Refinitiv, begitu bel perdagangan berbunyi rupiah langsung melesat ke Rp 14.370/US$ atau menguat 0,28%. Penguatan rupiah sedikit terpangkas, berada di Rp 14.380/US$ pada pukul 9:10 WIB.

Tanda-tanda dolar AS kembali "dibuang" terlihat dari indeksnya yang turun tajam kemarin, bahkan sudah sejak Jumat lalu. Kemarin, indeks dolar AS merosot 0,6%, sementara Jumat lalu turun tipis 0,1%.

Sebelumnya pada pekan lalu, dolar AS begitu perkasa pasca rilis risalah rapat kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) yang membuka peluang tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) di tahun ini.

Tetapi tidak lama, kemungkinan tapering di tahun ini mulai diragukan pelaku pasar. Presiden bank sentral AS (The Fed) wilayah Dallas, Robert Kaplan, pada Jumat lalu mengatakan akan mempertimbangkan kembali tapering dalam waktu dekat jika penyebaran virus corona mengganggu pemulihan ekonomi AS.

Kaplan merupakan salah satu anggota The Fed yang hawkish atau pro pengetatan moneter. Sehingga komentarnya yang akan menunda tapering memberikan dampak signifikan ke dolar AS.

Selain itu, pertemuan Jackson Hole di AS yang seharusnya berlangsung selama 3 hari mulai Kamis (26/8/2021), akhirnya dilakukan secara daring pada hari Jumat akibat lonjakan kasus virus corona.

Pelaku pasar akan mencari petunjuk lebih detail mengenai tapering dalam pertemuan tersebut, sebab akan dihadiri oleh bank sentral, menteri keuangan, akedemisi hingga praktisi pasar finansial di dunia.

Namun dengan diadakan secara daring, pelaku pasar melihat ada kemungkinan The Fed akan mempertimbangkan lebih dalam melakukan tapering di tahun ini, mengingat lonjakan kasus Covid-19 bisa memperlambat laju pemulihan ekonomi AS.

Dari dalam negeri, pemerintah menurunkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat level 4 menjadi level 3 di beberapa kabupaten di Jawa-Bali, termasuk Jabodetabek.

"Untuk pulau Jawa dan Bali, wilayah aglomerasi Jabodetabek, Bandung Raya, Surabaya Raya, dan beberapa wilayah kota/kabupaten lainnya sudah bisa berada pada level 3 mulai 24 Agustus 2021," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (23/8/2021).

Dengan penurunan tersebut tentunya ada beberapa pelonggaran lagi, yang bisa membuat roda bisnis berputar lebih kencang.

Selain itu, sama seperti sejumlah negara lain, Indonesia memilih untuk hidup bersama dengan virus corona. 

Sejumlah protokol pun disiapkan oleh pemerintah agar proses 'berdamai' dengan Covid-19 ini tidak merugikan Indonesia baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi. 

"Nanti akan berubah dari melawan pandemi (Covid-19) menjadi hidup bersama epidemi (Covid-19)," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers perpanjangan PPKM, Senin (23/8/2021).

Menkes mengatakan bahwa bahwa ada sejumlah arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar hidup bersama Covid-19 ini dapat berjalan. Pertama dan yang paling penting adalah protokol kesehatan.

"Pertama agar kita bisa menyeimbangkan antara hidup yang sehat dan hidup yang bermanfaat secara ekonomi, yang paling penting adalah protokol kesehatannya harus diimplementasikan secara disiplin," ujarnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Penyebab Rupiah Menguat 4 Pekan Beruntun, Terbaik di Asia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular