Emiten TOBA Dapat Proyek dari BP Batam, Berapa Duit?

Ferry Sandria, CNBC Indonesia
23 August 2021 13:15
Pandu Patria Sjahrir. Ist
Foto: Pandu Patria Sjahrir. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), atau dulu bernama PT Toba Bara Sejahtra Tbk. (TOBA), emiten baru bara yang sahamnya juga dipegang oleh Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, mengumumkan telah menandatangani nota kesepahaman dengan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam).

Kerja sama ini terkait dengan rencana pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung (Floating Solar PV) di wilayah Waduk Tembesi, Batam.

Penandatanganan ini dilakukan melalui anak usahanya, PT Toba Bara Energi (TBAE), pada 12 Agustus 2021 lalu.

Dalam keterangan resmi yang terbit di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Direktur Utama Toba Bara Dicky Yordan mengatakan bahwa ruang lingkup nota kesepahaman ini meliputi dukungan fasilitas, pertukaran data, peninjauan lapangan, pra-studi kelayakan investasi dalam aspek hukum, teknis, bisnis dan lingkungan.

Selain itu pihak manajemen juga mengatakan akan melakukan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sesuai peraturan yang berlaku, juga penyiapan komite kerja sama serta pendampingan bantuan untuk pemenuhan kelengkapan seluruh izin yang diperlukan.

"Direksi, dewan komisaris dan pemegang saham utama emiten dan Toba Bara Energi tidak memiliki hubungan afiliasi dengan BP Batam," kata Dicky, dikutip CNBC Indonesia dari keterbukaan informasi, Senin (23/8/2021).

Lebih lanjut Dicky menambahkan "penandatanganan nota kesepahaman ini tidak mempengaruhi kegiatan operasional yang saat ini berjalan dan secara jangka panjang akan memperkuat kondisi keuangan emiten," katanya tanpa menyebutkan nilai proyek.

Terkait dengan pemegang saham, sebelumnya Menko Luhut membeberkan kepemilikan sahamnya di TOBA yang dimiliki lewat PT Toba Sejahtra.

"Saya mempunyai saham di Toba Bara Sejahtra, tapi sekarang saya tinggal 10 persen di situ [Toba Bara Sejahtra], itu saja," kata Luhut di kantornya, Rabu (27/2), dikutip CNN Indonesia.

Saat ini saham TOBA dipegang Highland Strategic Holding Pte Ltd (HSH) 61,91%, PT Bintang Bara 10%, PT Toba Sejahtra 10%, PT Bara Makmur Abadi 6,25%, PT Sinergi Sukses Utama 5,10% dan publik 6,74%.

Adapun Wakil Direktur Utama TOBA dijabat Pandu Sjahrir yang juga Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI), dan salah satu pemegang saham pribadi di PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).

Proyek hijau

Sebelumnya CNBC Indonesia sempat memberitakan terkait proyek ramah lingkungan yang kini menjadi primadona baru dalam ekonomi global, baik itu di bidang infrastruktur, energi hingga transportasi (kendaraan listrik).

Proyek-proyek tersebut kini tidak lagi eksklusif bagi negara maju saja, melainkan proyek 'hijau' tersebut juga mulai dibidik oleh konglomerat Asia Tenggara.

Dilansir Forbes, Sunseap-perusahaan yang disokong oleh perusahaan miliarder sektor energi Thailand, Isara Vongkusolkit, Banpu pcl dan entitas investasi negara Singapura Temasek-mengatakan pada Juli lalu (21/7) bahwa mereka menandatangani nota kesepahaman dengan BP Batam.

Kerja sama ini untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya terapung dan fasilitas penyimpanan energi senilai US$ 2 miliar (Rp 29 triliun) di Pulau Batam yang berlokasi sekitar 45 menit perjalanan dengan feri dari Singapura.

"Pembangkit listrik tenaga surya terapung, yang dapat menghasilkan listrik dengan daya puncak 2,2 gigawatt, membentang 1.600 hektar pada Waduk Duriangkang di bagian selatan Pulau Batam, menjadikannya sistem fotovoltaik terapung terbesar di dunia," tulis Sunseap.

Fasilitas penyimpanan energi tersebut juga akan menjadi yang terbesar di dunia, dengan kapasitas lebih dari 4.000 megawatt per jam, tambahnya.

"Proyek hyperscale (skala raksasa) ini merupakan tonggak penting bagi Sunseap yang dilaksanakan segera setelah [Sunseap] menyelesaikan instalasi sel surya terapung lepas pantai Singapura pertama di sepanjang Selat Johor," kata salah satu pendiri dan CEO Sunseap, Frank Phuan.

"Kami percaya bahwa sel surya terapung akan sangat membantu mengatasi kendala [akan kurangnya] lahan yang dihadapi bagian [wilayah] perkotaan di Asia Tenggara dalam pemanfaatan energi terbarukan."


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tambah Modal, Emiten Luhut Siap Rights Issue 1,8 Miliar Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular