Kapitalisasi Pasar Rp 100 T

Saham DCII Anthoni Salim Keluar dari Big Cap, BCA Kokoh!

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
23 August 2021 12:32
IPO PT DCI Indonesia Tbk (DCII), 6 Januari 2021/BEI
Foto: IPO PT DCI Indonesia Tbk (DCII), 6 Januari 2021/BEI

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambruk pada perdagangan sepanjang pekan lalu (16-20 Agustus), karena ikut terguncang isu pengetatan kebijakan atau tapering off (pengurangan pembelian aset) dari bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed).

Pekan lalu, IHSG ambles nyaris 2%, atau lebih tepatnya ambles 1,77% secara point-to-point dan terlempar dari level psikologis 6.100.

Dari data kapitalisasi pasar (market cap), Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total 10 besar saham berkapitalisasi terbesar (big cap) pada akhir pekan lalu mengalami penurunan sedikit, yakni menjadi Rp 2.870 triliun, dari pekan sebelumnya sebesar Rp 2.873 triliun.

Perkembangan Market Cap Emiten Big Cap 10 Besar (RP T)

No.Emiten20 Ags 2021No.Emiten13 Ags 2021No.Emiten6 Ags 2021
1.BCA/BBCA8051.BCA/BBCA7821.BCA/BBCA752
2.Bank BRI/BBRI4802.Bank Bri/BBRI4732.Bank Bri/BBRI480
3.Telkom/TLKM3373.Telkom/TLKM3273.Telkom/TLKM329
4.Bank Mandiri/BMRI2734.Bank Mandiri/BMRI2774.Bank Mandiri/BMRI276
5.Bank Jago/ARTO2195.Bank Jago/ARTO2235.Bank Jago/ARTO230
6.Astra/ASII2066.Astra/ASII2036.Astra/ASII200
7.Chandra Asri/TPIA1607.Chandra Asri/TPIA1657.Unilever/UNVR169
8.Unilever/UNVR1558.Unilever/UNVR1628.Chandra Asri/TPIA167
9.Emtek/EMTK1249.Emtek/EMTK1399.Emtek/EMTK159
10.Sampoerna/HMSP11110.DCI Indonesia/DCII12210.DCI Indonesia/DCII141

Sumber: BEI, berdasarkan data harga saham, Jumat (20/8/2021)

Berdasarkan data di atas, secara mayoritas pergerakan big cap pada akhir pekan lalu mengalami pelemahan. Hanya empat saham yang market cap-nya masih mengalami kenaikan.

Market cap saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada akhir pekan lalu naik sebesar Rp 23 triliun menjadi Rp 805 triliun, dari sebelumnya pada pekan sebelumnya sebesar Rp 782 triliun. Kenaikan market cap BBCA lagi-lagi menjadi yang terbesar pada akhir pekan lalu

Sedangkan market cap PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) pada akhir pekan lalu juga tercatat menguat sebesar Rp 7 triliun menjadi Rp 480 triliun.

Sementara untuk market cap EMTK pada akhir pekan lalu turun sebesar Rp 15 triliun menjadi Rp 124 triliun. Penurunan market cap EMTK menjadi yang terbesar pada akhir pekan lalu.

Sedangkan saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) pada akhir pekan lalu terpaksa keluar dari posisi 10 besar, karena harganya sahamnya terus melemah sepanjang pekan lalu.

Posisi DCII yang sebelumnya sempat menduduki posisi ke-10, kini tergantikan oleh saham PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP). Adapun market cap HMSP pada akhir pekan lalu mencapai Rp 111 triliun.

Kapitalisasi pasar atau market cap adalah nilai pasar dari sebuah emiten, perkalian antara harga saham dengan jumlah saham beredar di pasar, semakin besar nilai market cap emiten maka pengaruh pergerakannya juga besar terhadap pergerakan IHSG.

NEXT: Sentimen yang Warnai IHSG Sepekan

Pekan lalu, sentimen yang paling mendominasi pasar adalah antisipasi pasar terhadap arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS0, Federal Reserve (The Fed). Investor menanti rilis notula rapat (minutes of meeting) The Fed edisi Juli 2021 yang dirilis Kamis (19/8/2021) dini hari waktu Indonesia.

Pasar ingin menggali petunjuk kira-kira kapan Ketua The Fed, Jerome 'Jay' Powell dan sejawat akan mulai mengurangi pembelian surat berharga (quantitative easing/QE) dan menaikkan suku bunga acuan.

"Banyak peserta rapat yang menilai ada quantitative easing harus berakhir lebih dulu sebelum menentukan arah kebijakan suku bunga. Pada saat yang sama, para peserta rapat menyatakan kenaikan suku bunga acuan maupun pengurangan pembelian aset akan sangat tergantung dari arah perekonomian," demikian papar notula The Fed.

"Sementara sejumlah peserta rapat menilai pengurangan quantitative easing bisa dimulai lebih cepat, tetapi diiringi dengan mitigasi terhadap risiko keketatan likuiditas di pasar keuangan," tulis The Fed.

Notula ini menggambarkan nada (tone) The Fed yang semakin berani atau istilahnya semakin hawkish, semakin tidak malu-malu dalam menyebut potensi tapering off.

Survei yang dilakukan Reuters terhadap 43 institusi memperkirakan The Fed akan mulai terang-terangan mengumumkan pengurangan QE pada September 2021 alias bulan depan.

Namun pengurangan ini sepertinya baru akan dilakukan pada Januari 2022. QE diperkirakan baru akan benar-benar selesai pada kuartal IV-2022.

Pengurangan QE berarti pasokan dolar AS tidak akan lagi melimpah seperti sekarang. Seperti barang, saat pasokan berkurang pasti harga akan naik. Mata uang juga begitu, pasokan yang menurun membuat nilai tukarnya kian mahal.

Persepsi ini membuat investor memburu dolar AS, untuk jaga-jaga kalau nanti pasokannya berkurang. Ini membuat dolar AS berjaya, dalam sepekan terakhir Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melesat 1,02%.

Perburuan terhadap dolar AS membuat investor melupakan aset-aset lain, termasuk saham. Jadi tidak heran bursa saham Asia pada pekan lalu pun berguguran, termasuk IHSG.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular