Kas Seret-Jual Aset, Induk Sariayu Rugi Rp 50 M di Semester I

Ferry Sandria, CNBC Indonesia
Senin, 23/08/2021 11:37 WIB
Foto: Dok Instagram @sariayu_mt

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten perdagangan jamu tradisional dan produk kosmetik merek Sariayu Martha Tilaar, PT Martina Berto Tbk (MBTO), melaporkan kerugian bersih Rp 49,97 miliar pada paruh pertama tahun ini, per Juni 2021.

Kerugian yang dialami MBTO tersebut membengkak 11,96% dari periode yang sama tahun lalu rugi bersih sebesar Rp 43,99 miliar.

Sebelum terbitnya laporan konsolidasi tengah tahun, manajemen Martina Berto juga sudah menyatakan akan menjual aset berupa tanah, bangunan dan peralatan penunjang dengan harga Rp 180 miliar atau setara dengan 33,34% atas ekuitas perusahaan.


Penjualan untuk kepentingan divestasi akibat terganggunya cash flow (arus kas) perusahaan, yang disebabkan oleh penurunan penjualan karena perusahaan tidak mampu memenuhi pesanan.

Direksi MBTO mengatakan, keputusan tersebut diambil karena perusahaan membutuhkan tambahan likuiditas terutama untuk pembayaran utang kepada supplier yang akan jatuh tempo, sedangkan perusahaan tidak dapat lagi menambang utang bank.

Berdasarkan laporan keuangan, sepanjang 6 bulan pertama tahun ini pendapatan perusahaan tercatat turun hampir setengahnya, atau menyusut 45,75% menjadi Rp 90,79 miliar dari semula mencapai Rp 167,34 miliar.

Penurunan penjualan MBTO terjadi di tengah semakin meningkatnya tren penggunaan produk kosmetik skin-care (perawatan kulit), yang menyebabkan persaingan di ceruk bisnis tersebut kian disesaki para pemain baru lokal dan luar negeri.

Segmen kosmetik menerima pukulan paling berat, pendapatannya turun drastis dari semula mencapai Rp 224,31 miliar di 6 bulan awal tahun lalu, kini dari segmen yang sama perusahaan hanya mampu meraup Rp 58,51 miliar saja.

Sebaliknya pada kondisi pandemi, pendapatan dari penjualan jamu mengalami peningkatan menjadi Rp 1,10 miliar dari semula hanya sebesar Rp 389,54 juta. Selain itu penjualan lainnya sejumlah Rp 71,41 miliar, sedangkan diskon penjualan mencapai Rp 16,68 miliar dan retur penjualan Rp 23,55 miliar.

Aset perusahaan tercatat turun dari semula Rp 982,88 miliar pada akhir Desember tahun lalu, kini menjadi Rp 971,11 miliar, dengan kas atau setara kas hanya sebesar Rp 3,12 miliar.

Liabilitas perusahaan tercatat naik menjadi Rp 431,22 miliar dari sebelumnya hanya sebesar Rp 393,02 miliar, dengan 77% nya merupakan kewajiban jangka pendek atau sejumlah Rp 333,41 miliar.

Alhasil ekuitas perusahaan tercatat turun menjadi Rp 539,88 miliar dari posisi akhir Desember tahun lalu sebesar Rp 589,86 miliar.

Data BEI mencatat pada perdagangan jelang penutupan ses I, Senin ini (23/8), saham MBTO naik 1,63% di Rp 125/saham, sebulan terakhir turun 21,38%.


(tas/tas)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Persaingan Kian Ketat, MBTO Ekspansi Bisnis Maklon Kosmetik