Rugi Gede & Terlilit Utang, Induk Sariayu Jual Tanah Rp 180 M

Ferry Sandria, CNBC Indonesia
04 August 2021 12:45
Instagram @Sariayu_mt
Foto: Instagram @Sariayu_mt

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten perdagangan jamu tradisional dan produk kosmetik merek Sariayu Martha Tilaar, PT Martina Berto Tbk (MBTO), mengumumkan akan menjual aset perusahaan berupa tanah, bangunan dan peralatan penunjang dengan harga Rp 180 miliar atau setara dengan 33,34% atas ekuitas perusahaan per 30 Juni 2021.

Manajemen Martina Berto dalam prospektusnya menyatakan penjualan tanah tersebut merupakan bentuk divestasi aset akibat terganggunya cash flow (arus kas) perusahaan yang disebabkan oleh penurunan penjualan karena perusahaan tidak mampu memenuhi pesanan.

Untuk itu direksi MBTO mengatakan bahwa perusahaan membutuhkan tambahan likuiditas terutama untuk pembayaran utang kepada supplier yang akan jatuh tempo, sedangkan perusahaan tidak dapat lagi menambang utang bank.

MBTO juga mempertimbangkan beban bunga bank yang saat ini sangat tinggi.

Perusahaan berharap dengan dilaksanakannya transaksi ini, perusahaan dapat memperbaiki kinerja keuangan di masa depan.

Adapun terkait obyek transaksi yang akan dilepas oleh MBTO adalah tanah seluas 94.352 m2 dengan bangunan seluas 4.839 m2 beserta dengan mesin, peralatan bangunan, peralatan lab dan juga peralatan kantor. Aset yang akan didivestasikan ini berada di desa Sukaresmi, Kecamatan Cikarang Selatan dan Kecamatan Lemah Abang, Kabupaten Bekasi.

Adapun calon pembeli aset ini adalah PT kosmetika Global Indonesia yang berkantor pusat di Malang, Jawa Timur. MBTO juga mengatakan bahwa kedua perusahaan tersebut tidak memiliki hubungan afiliasi.

Pada kuartal pertama tahun 2021, penjualan bersih MBTO tercatat turun 42,45% menjadi Rp 50,10 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 87,06 miliar. Tercatat penurunan terbesar terjadi pada segmen kosmetik yang turun hingga 65,63%.

Penjualan kosmetik tercatat sebesar Rp 37,32 miliar, penjualan jamu Rp 494,81 juta dan penjualan lainnya sejumlah Rp 28,28 miliar. Sedangkan diskon penjualan mencapai Rp 10,51 miliar dan retur penjualan 5,49 miliar.

Pada kuartal pertama tahun ini, perusahaan masih mengalami kerugian bersih Rp 23,64 miliar, turun tipis 2,47% dari periode yang sama tahun sebelumnya dengan kerugian sebesar Rp 24,24 miliar.

Aset perusahaan tercatat sejumlah Rp 967,61 miliar dengan lebih dari 80% merupakan aset tidak lancar. Liabilitas perusahaan tercatat sebesar Rp 401,40 miliar, dan nilai ekuitas tercatat senilai Rp 566,21 miliar.

Situs resminya mencatat, beberapa brand mereka yakni Belia Martha Tilaar, Biokos, Cempaka, Rudy Hadisuwarno, Mirabella dan Sariayu. Perusahaan ini dipimpin oleh Bryan David Emil sebagai presiden direktur, putra dari pendiri Dr HC. Martha Tilaar.

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1977 oleh Martha Tilaar, (Alm) Pranata Bernard, dan Theresa Harsini Setiady. Pada tahun 1981, perusahaan mendirikan pabrik modern pertama di Jl. Pulo Ayang No 3, Pulo Gadung Industrial Estate, yang memproduksi kosmetik dan jamu dengan merek "Sariayu Martha Tilaar" untuk pertama kalinya.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Induk Sariayu 'Ngos-ngosan', Begini Jeroan Emiten Kosmetik RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular