
Mau Bagi Dividen Jumbo, Saham MBTO Mentok Atas 34,83%

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten produsen jamu tradisional dan kosmetik yakni PT Martina Berto Tbk (MBTO) terpantau melonjak dan sudah menyentuh auto reject atas (ARA) sejak perdagangan sesi I dan berlanjut di sesi II Selasa (24/10/2023), di tengah rencana bahwa perseroan bakal membagikan dividen tunai.
Per pukul 13:30 WIB, saham MBTO terpantau meroket 34,83% ke posisi harga Rp 120/saham. Saham MBTO pun sudah menyentuh ARA pada hari ini.
Saham MBTO sudah ditransaksikan sebanyak 1.041 kali dengan volume sebesar 10,61 jutalembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 1,22 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 128,4 miliar.
Hingga pukul 13:30 WIB, di order bid atau beli, antrian pada harga Rp 120/saham atau batas atasnya hari ini mencapai 94.153 lot atau sekitar Rp 1,1 miliar.
Sedangkan di order offer atau jual, belum ada antrian yang tertera kembali, menandakan bahwa saham MBTO sudah menyentuh ARA.
Perseroan berencana untuk membagikan dividen interim tunai untuk tahun buku berjalan 2023. Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pembagian dividen ini dilakukan atas nama perseroan dan anak usaha yakni PT Cedefindo.
Dengan mempertimbangkan antara lain kondisi keuangan dan rencana bisnis ke depan Perseroan, jumlah dividen interim tunai yang akan dibagikan kepada pemegang saham secara keseluruhan adalah sebesar Rp 38.950.000.000.
Adapun pelaksanaan pembagian dividen interim tunai ini tidak akan memberikan dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan.
Pendapatan MBTO naik pada semester I 2023, namun masih mencatat rugi seperti tahun lalu.
Per semester I 2023, MBTO mencetak rugi tahun berjalan Rp 3,89 miliar, lebih rendah dari periode serupa tahun 2022 yang membukukan rugi Rp 18,20 miliar. Penjualan MBTO naik menjadi Rp 212,19 miliar dari Rp 133,49 miliar dan laba kotor Rp 80,32 miliar, naik dari Rp 75,46 miliar.
Pada Juni 2023, total ekuitas tercatat Rp 400 miliar, hampir mendekati total ekuitas per Desember 2022 sebesar Rp 404,79 miliar.
Per 30 September 2023, jumlah saham tercatat 1,07 miliar, dengan struktur pemiliknya antara lain, Bryan David Emil sebesar 0,04%, PT Marthana Megahayu Inti (MMI) sebesar 66,82%, masyarakat publik sebesar 32,2%, PT Marthana Megahayu (MM) sebesar 0,45%, PT Bringin Wulanki sebesar 0,48%, dan Kilala Tilaar sebesar 0,01%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Sumringah di Perdagangan Perdana 2025, Bank Raksasa Jadi Penopang