Bersiap! Deretan Bank Mini Ini Bakal Punya Investor Baru
Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah emiten bank mini alias bank BUKU II (atau bank KBMI 1) tercatat sedang bersiap-siap menambah modal dan berusaha menggaet mitra baru.
Tujuan menambah modal dan masuknya investor baru tersebut, terutama, berkaitan dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mewajibkan modal inti bank mencapai Rp 2 triliun tahun ini dan Rp 3 triliun pada tahun depan.
Sebagai informasi, OJK tak lagi mengelompokkan bank berdasarkan BUKU (bank umum kelompok usaha), diganti dengan Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti atau KBMI berdasarkan POJK nomor 12 /POJK.03/2021 tentang Bank Umum yang baru dirilis Kamis (19/8) dan diteken sejak 30 Juli 2021.
Berikut ini sejumlah bank mini yang sedang menjajaki masuknya dan sempat dirumorkan akan diakuisisi oleh investor baru.
1. PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA)
Dalam dokumen paparan publik yang disampaikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (19/8) pekan lalu, manajemen BNBA akan segera mengumumkan informasi resmi berkaitan dengan divestasi perusahaan dalam rangka konsolidasi perbankan.
Perseroan menyatakan pihaknya sedang dalam proses finalisasi untuk memenuhi ketentuan konsolidasi bank atau penambahan modal inti sesuai aturan OJK.
"Secara paralel sedang dipersiapkan sehingga diharapkan sebelum akhir tahun BNBA dapat memenuhi ketentuan OJK tersebut," tulis manajemen BNBA, dikutip Jumat (20/8).
"Jadi antara lain proses audit [laporan keuangan] Juni 2021 tersebut diperuntukkan agar bisa jelas posisi pada saat nanti terjadi konsolidasi bank yang sedang difinalkan dalam waktu dekat," kata manajemen, dalam konteks menjawab pertanyaan soal kenapa laporan keuangan kuartal II-2021 memerlukan audit.
Manajemen menegaskan, BNBA sedang berusaha terus untuk finalisasi rencana divestasi saham BNBA tersebut dan dalam beberapa saat akan diumumkan secara resmi.
"Pada Kamis kemarin masih belum dapat diinformasikan karena masih dalam proses dan belum final," tulis manajemen BNBA.
"Manajemen akan menempuh atau memilih keputusan yang benar-benar untuk keputusan bersama yakni dari pemegang saham, masyarakat seluruh pemangku kepentingan dari BNBA. Diharapkan setelah selesai proses final konsolidasi tersebut BNBA akan bisa lebih mau dan dapat terus berkiprah di dunia perbankan Indonesia," tulis manajemen BNBA.
Sebelumnya, pada 24 Februari lalu, manajemen BNBA telah menampik kabar adanya proses akuisisi Bank Bumi Arta oleh Sea Group, induk dari Shopee.
2. PT Bank of India Indonesia Tbk (BSWD)
Pemegang saham utama BSWD, Bank of India, diketahui akan melepas seluruh kepemilikannya sahamnya di bank ini.
Rencana divestasi bank eks Bank Swadesi ini akan disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan digelar pada 7 September 2021 mendatang.
Berdasarkan panggilan RUPSLB yang disampaikan BSWD, terdapat dua agenda rapat yang akan dibahas dalam RUPSLB nanti. Pertama adalah pelepasan seluruh saham perusahaan oleh Bank of India sebesar 76% dan perubahan susunan pengurus perusahaan.
Bank of India memiliki sebanyak 76% saham alias sebagai pemegang saham pengendali.
Kepemilikan itu setara dengan 1.055.488.000 saham. Dengan asumsi harga saham BSWD di level Rp 1.750/saham, maka potensi dana divestasi mencapai Rp 1,85 triliun.
Seiring dengan rencana divestasi tersebut, Grup Emtek PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) sempat dirumorkan akan mengakuisisi BSWD.
Namun, kabar tersebut telah ditepis pihak EMTK melalui keterbukaan informasi di BEI, Jumat (20/8) pekan lalu.
"[S]aat ini Perseroan tidak memiliki rencana untuk mengakuisisi Bank of India Indonesia (BSWD)," jelas Corporate Secretary EMTK Titi Maria Rusli, dikutip CNBC Indonesia, Senin (23/8).
Pada 7 Februari 2018 silam, perusahaan ini telah menyampaikan rencananya untuk melakukan penghapusan pencatatan saham (delisting) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kala itu disebutkan bahwa alasan dilakukannya delisting ini adalah karena permintaan dari pemegang saham.
Manajemen BSWD mengungkapkan bahwa rencana delisting tersebut tidak ada kaitannya dengan kinerja perusahaan.
NEXT: Ada Bank Capital hingga Bank Maspion
(adf/adf)