
Pemilik Bank Bumi Arta (BNBA) Rachmat Mulia Suryahusada Tutup Usia

Jakarta, CNBC Indonesia — Kabar duka datang dari industri perbankan. PT Bank Bumi Arta Tbk. (BNBA) atau BBA melaporkan bahwa presiden komisaris dan sekaigus pemegang saham pengendali terakhir (PSPT), Rachmat Mulia Suryahusada telah meninggal dunia.
"Pada tanggal 23 Juli 2025, Presiden Komisaris Perseroan sekaligus PSPT Bapak Ir. Rachmat Mulia Suryahusada, MBA meninggal Dunia," kata Corporate Secretary BNBA, Lyvinia Sari dalam keterbukaan informasi yang dikutip Jumat (25/7/2025).
Ia melanjutkan bahwa berita duka tersebut tidak berdampak pada kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha bank itu.
"Pada saat ini sepengetahuan kami tidak terdapat kejadian, informasi atau fakta material lainnya yang tidak kami ungkapkan sehubungan dengan informasi di atas," lanjut Lyvinia.
Melansir situs resmi BBA, Rachmat merupakan Warga Negara Indonesia, kelahiran tahun 1944. Ia menempuh pendidikan pada Fakultas Teknik Universitas Trisakti Jurusan Teknik Mesin di tahun 1973 dan mendapatkan gelar Master of Business Administration dari Golden Gate University, San Fransisco, USA, pada tahun 1987.
Ia menjabat sebagai presiden komisaris BBA sejak tahun 2007. Sebelumnya, Rachmat menjabat sebagai Presiden Direktur BBA dari tahun 1976.
Mengutip keterangan dari perusahaan, Rachmat memulai karir perbankan sebagai Komisaris Bank Bumi Arta pada tahun 1970-1972 dan Direktur pada tahun 1972-1976.
Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Asuransi Jiwa Bumiarta Reksatama pada tahun 1984-2000, Presiden Komisaris PT Asuransi Artarindo pada tahun 1985-2000, Komisaris Utama PT Bumi Arta Securindo pada tahun 1991-2000, Komisaris PT Balimor Finance pada tahun 1993-2000 dan Komisaris PT Surya Husada Investment (SHI) pada tahun 2008 hingga sekarang.
Menurut penelusuran CNBC Indonesia, Rachmat juga tercatat pernah menjadi pengurus di Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) dan Ikatan Bankir Indonesia.
Bank Bumi Arta saat awalnya bernama Bank Bumi Arta Indonesia didirikan di Jakarta pada tanggal 3 Maret 1967. Pada tanggal 18 September 1976, Bank Bumi Arta mendapat izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk menggabungkan usahanya dengan Bank Duta Nusantara.
Penggabungan usaha tersebut bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan, manajemen Bank, dan memperluas jaringan operasional Bank.
Delapan kantor cabang Bank Duta Nusantara di Jakarta, Bandung, Semarang, Surakarta, Surabaya, Yogyakarta dan Magelang menjadi kantor cabang Bank Bumi Arta. Kantor cabang Yogyakarta dan Magelang kemudian dipindahkan ke Medan dan Bandar Lampung hingga saat ini.
Saat ini, Bank BNBA memiliki 11 kantor cabang, dengan jumlah terbanyak ada di DKI Jakarta, yakni sebanyak 3 kantor cabang.
Selanjutnya Seiring dengan Kebijaksanaan Pemerintah melalui Paket Oktober (PAKTO) 1988 di mana perbankan diberikan peluang yang lebih besar untuk mengembangkan usahanya, dan berkat persiapan yang cukup lama dan terarah dari pengelola bank, maka pada tanggal 20 Agustus 1991 dengan persetujuan dari Bank Indonesia, Bank Bumi Arta menjadi Bank Devisa.
Bank Bumi Arta mulai melayani transaksi devisa dan hingga saat ini jaringan bank koresponden internasional Bank Bumi Arta mencakup sekitar 130 bank di berbagai benua di seluruh dunia.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Di Tengah Perang Dagang AS, Begini Hasil Stress Test Perbankan RI
