Wika Realty Mulai Terima Pengalihan Aset Hotel BUMN Rp 3,2 T

Monica Wareza, CNBC Indonesia
23 August 2021 11:22
Infografis: Erick Mau ‘Bongkar’ 85 Hotel BUMN, Ini 6 BUMN Pengelola Hotel
Foto: Infografis/Erick Mau ‘Bongkar’ 85 Hotel BUMN, Ini 6 BUMN Pengelola Hotel/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Wijaya Karya Realty (Wika Realty), anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) terus menerima pengalihan aset dari perusahaan-perusahaan BUMN pengelola hotel. Pengalihan aset ini merupakan bagian dari pembentukan Holding Hotel BUMN, di mana Wika Realty menjadi induk holding ini.

Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Wika, akan dilakukan setoran modal dan tukar-menukar saham dengan saham Wika Realty dengan PT Aero Wisata di PT Senggigi Pratama Internasional (SPI) dan Saham PT Hotel Indonesia Natour (Persero)/HIN di PT Hotel Indonesia Properti (HIPro). Selain itu juga akan dilakukan pembelian aset PT PT Pegadaian (Persero).

Aset yang akan ditransaksikan antara lain 11 hotel yang berasal dari HIN, satu hotel milik Aerowisata dan 9 hotel milik Pegadaian.

Transaksi pembelian dan pengalihan aset seluruh hotel ini bernilai sebesar Rp 3,22 triliun, dilakukan dalam bentuk pembelian dan tukar saham.

Sebelumnya, juga telah melakukan akuisisi saham PT Patra Jasa di HIG yang nantinya akan mengoperasikan dan mengelola hotel-hotel yang diintegrasikan kepada WIKA Realty.

"Holding Hotel dapat menambah investor baru dalam WIKA Realty, namun Perseroan akan tetap menjadi pemegang saham mayoritas di WIKA Realty," tulis keterbukaan tersebut, dikutip Senin (23/8/2021).

Terbentuknya holding ini akan berdampak pada sebaran pendapatan lebih merata antara pendapatan berulang (recurring income) dan non-recurring income yang akan tercermin juga di laporan keuangan Wika secara konsolidasi.

"Dengan adanya pembentukan holding hotel, akan menjadi bentuk stimulus diversifikasi kegiatan usaha dan fokus Wika Realty kepada pasar recurring income, dimana Wika Realty akan menjadi perusahaan yang mengintegrasikan hotel-hotel BUMN menjadi nilai tambah di manajemen bidang perhotelan."

Sebelumnya diberitakan bahwa dalam pembentukan holding tahap pertama, 22 hotel milik empat BUMN akan bergabung.

Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan holding ini merupakan bagian dari perampingan BUMN sebagai institusi bisnis dan global player, menjalankan dan mendukung program pemerintah di bidang pariwisata, serta meningkatkan daya saing dan penciptaan nilai dari konsolidasi bisnis hotel BUMN.

"Konsolidasi bisnis hotel ini sejalan dengan langkah menjadikan BUMN sebagai institusi bisnis yang kompetitif sekaligus mengatur lini bisnis hotel BUMN sehingga BUMN Induk yang sebelumnya membawahi anak-anak usaha hotel dapat dapat menjalankan bisnis sesuai bisnis inti yang dimiliki," kata Kartika akhir tahun lalu.

Keempat BUMN yang dimaksud antara lain Wika Realty Aero Wisata, Hotel Indonesia Natour Pegadaian.

Adapun 22 hotel yang dimaksud terdiri dari 11 hotel milik HIN, yakni Inaya Putri Bali, Grand Inna Kuta, Grand Inna Padang, Grand Inna Malioboro, Grand Inna Tunjungan, Grand Inna Samudra Beach, Grand Inna Medan, Inna Tretes, Inna Parapat, Inna Sindhu Beach, dan Inna Bali Heritage.

Lalu ada Kila Senggigi Beach Lombok milik Aero Wisata dan dua hotel milik Patra Jasa yakni The Patra Bali Resort & Villas. Ada sembilan hotel milik Pegadaian yang dikelola oleh anak perusahaan PT Pesonna Indonesia Jaya dan tersebar di Makassar, Pekanbaru, Semarang, Yogyakarta, Gresik, Tegal, Pekalongan dan Surabaya.

Terakhir kondotel yang dikelola Wika Realty yakni Best Western Papilio Hotel di Surabaya, Best Western Premiere La Grande Hotel di Bandung, Wyndham Tamansari Jivva Resort, Golden Tulip Jineng Resort Bali, Best Western The Lagoon Manado Hotel, Best Western Premiere The Hive Hotel Jakarta dan Kyriad Hotel Airport Tangerang.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Disahkan Jokowi Jadi Holding, Danareksa Bawahi BUMN Apa Aja?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular