Sepekan Anjlok 5%, Gawat...Harga CPO Ambles Lagi Pekan Depan?
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kontrak berjangka (futures) minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) ambles dalam sepekan, usai 'memerah' selama 4 hari beruntun atau pada Senin (16/8/2021) sampai Kamis (19/8).
Menurut data Refinitiv, dalam seminggu harga CPO di Bursa Derivatif Malaysia anjlok 5,45% ke posisi MYR 4.265/ton. Penguatan 0,64% pada perdagangan Jumat (20/8) tidak mampu banyak menolong harga CPO yang sudah telanjur merosot dalam.
Kendati dalam sepekan turun, dalam sebulan harga minyak sawit masih naik 2,75%, sedangkan secara year to date (ytd) melesat 18,47%.
Pelemahan harga CPO terjadi di tengah ekspor sawit yang lemah dan pemangkasan pajak impor minyak nabati India.
Melansir Reuters, berdasarkan data perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia, ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk 1-20 Agustus turun 8,73% menjadi 788.211 ton dibandingkan periode yang sama di bulan Juli,
Sebelumnya, India, importir minyak nabati terbesar di dunia, telah memotong pajak impor minyak kedelai mentah dan halus serta minyak bunga matahari sebesar 7,5% untuk menjaga harga agar tetap rendah.
Menurut Sathia Varqa, salah satu pendiri Palm Oil Analytics yang berbasis di Singapura, hal ini membuat bea efektif pada minyak kedelai dan minyak bunga matahari setara dengan minyak sawit mentah, sementara olein sawit tetap menjadi yang paling tidak kompetitif.
"Dengan penyesuaian pajak impor terbaru dan penurunan diskon kelapa sawit ke minyak kacang, pembeli akan semakin mencari minyak 'lunak' daripada kelapa sawit untuk memenuhi permintaan mereka seiring berbagai pelonggaran kebijakan lockdown di negara ini," kata Varqa kepada Reuters, dikutip CNBC Indonesia, Minggu (22/8).
Varqa melanjutkan, Cuaca di Amerika Serikat (AS) yang mendukung diperkirakan akan menurunkan harga kompleks kedelai. "[I]ni dapat lebih mempercepat tekanan penurunan harga minyak sawit mentah dalam beberapa hari mendatang," katanya.
Pada Jumat lalu, harga kedelai di Chicago Board of Trade naik 1,5%. Kontrak soyoil paling aktif di Dalian turun 0,5% dan kontrak minyak sawit turun 1,2%.
Informasi saja, minyak sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak kompetitor karena mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.
Harga minyak sawit kemungkinan akan tetap melemah pada minggu depan, seiring pembeli mengantisipasi pelemahan ekspor sawit dalam beberapa minggu mendatang.
Menurut trader minyak sawit David Ng, laporan ekspor CPO kemungkinan akan mempengaruhi sentimen minggu depan.
"Perdagangan minggu depan akan didasarkan pada prospek ekspor 1-20 Agustus dan perkiraan produksi dari Malaysian Palm Oil Association (MPOA) dan Southern Peninsula Palm Oil Millers Association (SPPOMA)," jelasnya kepada Bernama, sebagaimana dikutip Refinitiv.
"Kami memperkirakan harga akan diperdagangkan dalam RM4.100 hingga RM4.350 per ton," katanya kepada Bernama.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)