Analisis Teknikal

Semesta Mendukung, Sesi 2 IHSG Siap 'OTW ke Bulan'

Putra, CNBC Indonesia
20 August 2021 12:23
Dirut Hanson Benny Tjokro bermain Pingpong di Main Hall BEI, Jakarta, Kamis (29/3). Pada acara tersebut Dirut Hanson bertanding dengan para atlet pinpong. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia-Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di sesi pertama dengan apresiasi 0,31% ke level 6.011,05 pada perdagangan Jumat (20/8/21) jelang rilis data transaksi berjalan Indonesia.

Nilai transaksi hari ini sebesar Rp 8 triliun dan terpantau investor asing membeli bersih Rp 57 miliar di pasar reguler.

Dari dalam negeri, hari ini akan dilaporkan Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) kuartal II-2021. NPI terdiri dari dua pos besar yaitu transaksi berjalan (current account) serta transaksi modal dan finansial.

Transaksi berjalan menggambarkan arus masuk-keluar devisa yang datang dari ekspor-impor barang dan jasa, pendapatan primer, serta serta pendapatan sekunder. Keluar masuk devisa di pos ini lebih stabil ketimbang pos transaksi modal dan finansial yang cepat datang dan pergi.

Sehingga transaksi berjalan akan memberikan dampak yang cukup besar ke pergerakan rupiah.

Pada kuartal III-2020 lalu, transaksi berjalan untuk pertama kalinya mencatat surplus dalam hampir satu dekade terakhir mengalami defisit hingga istilah CAD (current account deficit) melekat di benak pelaku pasar.

CAD sebenarnya menjadi "hantu" yang membayangi sejak kuartal IV-2011. Kala defisit membengkak, BI akan menaikkan suku bunga guna menarik hot money, sehingga diharapkan dapat mengimbangi CAD, yang pada akhirnya dapat menopang penguatan rupiah.

Namun, kala suku bunga dinaikkan, suku bunga perbankan tentunya ikut naik, sehingga beban yang ditanggung dunia usaha hingga rumah tangga akan menjadi lebih besar. Akibatnya, investasi hingga konsumsi rumah tangga akan melemah, dan roda perekonomian menjadi melambat. Oleh karena itu, CAD menjadi batu sandungan bagi perekonomian Indonesia.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas bawah maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terapresiasi.

Untuk melanjutkan tren bullish atau penguatan, indeks perlu melewati level resistance yang berada di area 6.054. Sementara untuk merubah tren bullish menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.980.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 39 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli maupun jenuh jual akan tetapi RSI terkonsolidasi naik setelah sebelumnya mendekati level jenuh jual yang menunjukkan Indeks berpeluang menguat.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah, maka pergerakan selanjutnya cenderung bullish. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi naik.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular