
Tunggu Hasil RDG BI, Rupiah Tertahan di Atas Rp 14.400/US$

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah tertahan di zona merah hingga pertengahan perdagangan Kamis (19/8/2021). Pelaku pasar menanti pengumuman kebijakan moneter bank Indonesia (BI) mulai pukul 14:00 WIB nanti.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,07% di Rp 14.370/US$. Setelahnya, rupiah melemah hingga 0,28% ke Rp 14.410/US$, dan tertahan di level tersebut hingga pukul 12:00 WIB.
Jika melihat pergerakan di pasar non-deliverable forward (NDF) yang lebih lemah siang ini ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan pagi tadi, rupiah terlihat sulit untuk bangkit.
Periode | Kurs Pukul 8:54 WIB | Kurs Pukul 12:07 WIB |
1 Pekan | Rp14.385,00 | Rp14.404,9 |
1 Bulan | Rp14.432,10 | Rp14.469,4 |
2 Bulan | Rp14.506,50 | Rp14.502,9 |
3 Bulan | Rp14.559,50 | Rp14.553,2 |
6 Bulan | Rp14.701,00 | Rp14.712,1 |
9 Bulan | Rp14.841,00 | Rp14.880,2 |
1 Tahun | Rp14.984,00 | Rp14.995,0 |
2 Tahun | Rp15.646,80 | Rp15.687,5 |
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.
Meski demikian hal tersebut bisa berubah setelah pengumuman BI.
BI hari ini diperkirakan masih mempertahankan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini.
Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat menggelar RDG pada 18-19 Agustus 2021. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate akan bertahan di 3,5%.
Seluruh institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus memperkirakan suku bunga acuan bertahan. Semua sepakat bulat, aklamasi, tiada dissenting opinion.
Kali terakhir BI mengubah suku bunga acuan adalah Februari 2021, kala itu BI 7 Day Reverse Repo Rate diturunkan 25 basis poin (bps) menjadi 3,75%, terendah sepanjang sejarah. Sejak saat itu, suku bunga acuan belum 'diutak-atik' lagi.
Yang akan menjadi perhatian bagaimana BI merespon kemungkinan tapering di tahun ini. Sebab amanat utama BI adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Ini bisa dilakukan dengan menjaga suku bunga tetap kompetitif sehingga arus modal asing berkenan masuk ke Indonesia dan menjaga stabilitas rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Penyebab Rupiah Menguat 4 Pekan Beruntun, Terbaik di Asia
