Waduh! Saham DCII-BINA Anthoni Salim Ambruk Kena ARB
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten data center milik konglomerat Anthoni Salim PT DCI Indonesia Tbk (DCII) serta perbankan BUKU II (bank dengan modal inti Rp 2 triliun - Rp 5 triliun) PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) kembali ambruk hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 7% pada perdagangan Rabu (18/8/2021).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), di sesi 2 siang ini, saham DCII anjlok 7% ke Rp 44.175/unit.
Adapun nilai kapitalisasi pasar saham DCII saat ini mencapai Rp 105 triliun. Sementara untuk BINA juga terkoreksi 7% ke level harga Rp 3.720/unit dengan kapitalisasi pasar Rp 21 triliun.
Tercatat sejak suspensinya dibuka, DCII sudah ambruk 4 hari berturut turut menyentuh level ARB dari angka Rp 59.000/unit.
Mengacu pengumuman yang disampaikan Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Lidia M. Panjaitan dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, Irvan Susandy, suspensi ini akan dibuka pada perdagangan sesi pertama di BEI pada Kamis lalu (12/8).
Seperti diketahui, saham DCII terakhir kali diperdagangkan pada level Rp 59.000 per saham pada Rabu (16/6/2021) atau suspensi selama hampir 2 bulan lalu.
Perseroan baru melantai di pasar modal pada 6 Januari 2021 dengan harga penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) Rp 420 per saham. Saham DCII tercatat meroket 14.000% dari harga IPO.
Mengacu pemegang saham efektif DCII sampai 30 Juli 2021, saham ini dimiliki oleh Otto Toto Sugiri sebesar 29,90%, Marina Budiman 22,51%, Han Arming Hanafia 14,11%, ketiganya merupakan pemegang saham pengendali.
Sedangkan, Anthoni Salim tercatat menggenggam kepemilikan 11,12%. Sisanya, pemegang saham publik 22,36%.
Sementara untuk BINA, Salim memegang kepemilikan melalui Indolife Pensiontama sebesar 22,47%, sisanya 28,78% dipegang oleh NS ASEAN Financials Fund, PT Samudra Biru menguasai 16,51%, PT Gaya Hidup Masa Kini sebanyak 9,98%, PT Philadel Terra Lestari sebesar 7,53%, dan publik menguasai 14,72%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)