
Ngeri, Ngeri dan Ngeri! Waspada IHSG Jeblok ke Bawah 6.000

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan awal pekan ini, Senin lalu (16/8), hanya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang merosot 0,84% ke 6.087,913, sementara Selasa kemarin libur Hari Kemerdekaan.
Saat IHSG libur kemerosotan bursa saham Asia berlanjut bahkan lebih ngeri, indeks Shanghai Composite ambrol hingga 2%, disusul Hang Seng Hong Kong 1,66%. Bursa lainnya juga masuk ke zona merah.
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street juga jeblok kemarin yang tentunya mengirim sentimen negatif ke pasar Asia pada perdagangan Rabu (18/8/2021) termasuk ke IHSG.
Indeks S&P 500 melemah 0,71% ke 4.448,08, Dow Jones jeblok 0,8% ke 34.343,28, keduanya di awal pekan mencatat rekor tertinggi sepanjang masa. Indeks Nasdaq memimpin kemerosotan sebesar 0,93% di 14.656,18.
Kecemasan penyebaran virus corona delta mulai berdampak pada perekonomian membuat Wall Street berbalik arah.
Peningkatan kasus Covid-19 di Negeri Paman Sam memang cukup mengerikan belakangan ini. 5 negara bagian di Amerika Serikat mencatat rekor rata-rata penambahan kasus selama pandemi berlangsung.
Jika dilihat rata-rata kasus dalam 7 hari hingga awal pekan ini sebanyak 133.068 kasus dari total penduduk, menjadi yang tertinggi sejak 3 Februari lalu. Jika dilihat dari rata-rata pertengahan Juni lalu sekitar 12.000 kasus, artinya mengalami kenaikan sekitar 1000%, ngeri!
Sementara itu kabar baik datang dari dalam negeri. Penambahan kasus Covid-19 menunjukkan penurunan yang signifikan dari puncaknya pada pertengahan Juli lalu. Pemerintah memang kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 hingga 23 Agustus mendatang, tetapi ada pelonggaran lebih lanjut yang bisa menjadi sentimen positif.
Berapa pelonggaran di beberapa wilayah termasuk DKI Jakarta yakni pusat perbelanjaan/mal diizinkan buka mulai pukul 10.00 WIB hingga 20.00 WIB, dengan kapasitas pengunjung 50% dan dengan protokol kesehatan yang ketat. Kapasitas pengunjung tersebut ditambah dari sebelumnya sebanyak 25% saja.
Selain itu, tempat Ibadah juga diizinkan buka di beberapa wilayah, dengan kapasitas 50%.
Selain perpanjangan dan pelonggaran PPKM, rilis data negara dagang bulan Juli Indonesia juga akan menjadi perhatian.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menghasilkan median proyeksi pertumbuhan ekspor 29,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Kemudian impor diperkirakan tumbuh lebih tinggi yaitu 52,9% yoy. Meski demikian, Indonesia masih bisa membukukan surplus neraca perdagangan senilai US$ 2,24 miliar.
Sebagai perbandingan, konsensus pasar yang dihimpun Reuters menghasilkan median perkiraan pertumbuhan ekspor sebesar 30,2%. Sementara impor 'diramal' tumbuh 52,15% dan neraca perdagangan surplus US$ 2,27 miliar.
Secara teknikal, kemerosotan IHSG sekali lagi di tahan rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50) dan MA 100 menjadi penahan penurunan IHSG pada pekan lalu. Artinya area tersebut di kisaran 6.065 hingga 6.035 menjadi support kuat.
IHSG juga tertahan batas bawah pola Ascending Triangle. Sehingga area tersebut semakin kuat sebagai support, yang bisa menahan penurunan IHSG, tetapi di sisi lain jika dijebol maka kemerosotan berisiko makin tajam.
![]() Foto: Refinitiv |
Batas atas pola Ascending Triangle di kisaran 6.115 kembali menjadi resisten terdekat yang menjadi target penguatan selama mampu bertahan di atas support.
Kemampuan menembus resisten akan membuka peluang kembali ke 6.140 sampai 6.150.
Sementara jika support dijebol, IHSG berisiko merosot ke level psikologis 6.000 hingga MA 200 di kisaran 5.980.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cek Dulu Arah Gerak IHSG Sebelum Cari Cuan Hari Ini