
Rupiah 2022 Bisa ke Bawah Rp 14.000/US$, Bu Sri Mulyani?

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato penyampaian Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022 mengasumsikan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) rata-rata di Rp 14.350/US$. Namun apakah rupiah bisa lebih kuat dari itu?
"Untuk nilai tukar rupiah, dari dalam negeri neraca pembayaran baik. Current account deficit menurun dan bahkan cenderung surplus," kata Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, dalam jumpa pers keterangan RAPBN 2022, Senin (16/8/2021).
Neraca pembayaran mencerminkan arus devisa suatu negara. Oleh karena itu, kesehatan neraca pembayaran menjadi fundamental stabilitas nilai tukar.
Selain itu, lanjut Sri Mulyani, faktor yang akan menopang stabilitas nilai tukar rupiah adalah arus modal asing baik di sektor riil maupun sektor keuangan. Reformasi di bidang perizinan, misalnya, akan mendatangkan Penanaman Modal Asing (PMA) yang menambah pasokan valas di dalam negeri.
"Dengan stability dan pemulihan, kita bisa tarik capital flow dan yield 10 tahun kompetitif terutama adjusment policy negara maju dan merambat ke berbagai negara termasuk Indonesia," kata Sri Mulyani.
Untuk 2021, ungkap Sri Mulyani, rata-rata nilai tukar rupiah diperkirakan Rp 13.900-14.600/US$. Sementara untuk 2022, rata-rata nilai tukar diperkirakan ada di rentang Rp 13.900-14.800/US$ dengan titik tengah Rp 14.350/US$.
![]() |
"Nilai tukar pada 2022 diproyeksi Rp 14.350 dengan potensi tekanan akibat normalisasi kebijakan moneter AS. Dalam jangka menengah, nilai tukar diharapkan terjaga dengan perbaikan daya saing melalui reformasi struktural, penguatan neraca pembayaran, dan stabilitas ekonomi Indonesia," sebut Sri Mulyani.
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar AS Ngamuk, Rekor Tertinggi 20 Tahun!
