
Akhir Pekan, Asing Borong Bukalapak-BCA, Jualan BMRI-WIKA

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri pekan ini dengan ditutup melemah tipis pada perdagangan Jumat (13/8/2021) di mana indeks bursa saham acuan nasional tersebut ditutup turun tipis 0,16 indeks poin (-0,00%) ke level 6.139,49.
Data perdagangan mencatat nilai transaksi hari ini kembali turun menjadi Rp 13,6 triliun. Namun, investor asing kembali melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 591 miliar di pasar reguler. Sebanyak 198 saham menguat, 319 saham melemah dan 141 lainnya flat.
Dari daftar net buy, asing akhirnya masuk dan mengoleksi saham teknologi e-commerce yang diperdagangkan perdana pada Jumat pekan lalu, yakni PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) pada hari ini.
Selain itu, asing juga mengoleksi beberapa saham berkapitalisasi pasar terbesar (big cap) di atas Rp 100 triliun pada hari ini. Adapun saham big cap tersebut yakni PT Bank Central Indonesia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Astra International Tbk (ASII).
Berikut saham-saham yang dikoleksi oleh investor asing pada hari ini.
Sementara dari daftar net sell, asing juga tercatat melepas dua saham big cap pada hari ini, yakni saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Selain melepas saham TLKM dan BMRI, asing juga tercatat melepas saham konstruksi BUMN Karya, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), saham produsen alat berat pertambangan, PT United Tractors Tbk (UNTR), dan saham industri dasar produsen semen, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).
Adapun saham-saham yang dilepas oleh investor asing pada hari ini adalah:
Pelaku pasar di dalam negeri cenderung berhati-hati, setelah kekebalan kelompok (herd immunity) tidak mungkin dicapai dengan vaksin virus corona (Covid-19), menyusul penyebaran varian Delta yang sangat mudah menular, seperti yang dikatakan oleh Sir Andrew Pollard, Kepala Oxford Vaccine Group.
"Saya pikir kita berada dalam situasi di mana kekebalan kelompok tidak memungkinkan karena (virus) masih menginfeksi individu yang divaksinasi," kata salah satu peneliti utama pembuat vaksin AstraZeneca-Oxford, dikutip Jumat (13/8/2021).
Hal ini memberikan alasan bagi pelaku pasar untuk merealisasikan keuntungannya pada perdagangan di hari terakhir pekan ini.
Dari Amerika Serikat (AS), Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim tunjangan pengangguran baru pekan lalu berada di angka 375.000, atau sama seperti estimasi ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan angka 375.000. Angka itu juga lebih baik jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya yakni 385.000.
Selain itu, data inflasi lainnya yakni dari sisi harga produsen juga dirilis pada Kamis kemarin waktu AS, di mana indeks harga produsen (PPI) per Juli 2021 berada di angka 0,9% (bulanan) atau sedikit
lebih tinggi dari proyeksi ekonom yang memperkirakan angka 0,6%. Posisi itu masih lebih rendah dari capaian Juni sebesar 1%.
Data terbaru dari PPI datang sehari setelah Departemen Tenaga Kerja mengatakan indeks harga konsumen (IHK) melonjak 5,4% dari tahun sebelumnya, untuk bulan Juli, dan 0,5% dari bulan sebelumnya. Sedangkan inflasi inti hanya naik hanya 0,3% pada bulan Juli, di bawah perkiraan pasar yang memperkirakan kenaikan 0,4%.
Data IHK menjadi acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Inflasi yang moderat ini menunjukkan bahwa inflasi masih bersifat transisional dan pemulihan ekonomi masih belum akan terjadi dalam waktu dekat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Lesu Lagi, Asing Borong BBCA-TLKM & Lepas BUKA-ISAT
