Meski 'Diguyur' Asing Rp 590 M, IHSG Merah di Akhir Pekan!

Putra, CNBC Indonesia
13 August 2021 15:38
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di perdagangan akhir pekan dengan depresiasi tipis 0,16 indeks poin (-0,00%) ke level 6.139,49 pada perdagangan Jumat (13/8/21).

Nilai transaksi hari ini sebesar Rp 13,6 triliun dan terpantau investor asing membeli bersih Rp 590 miliar di pasar reguler.

Asing melakukan pembelian di saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) sebesar Rp 310 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 232 miliar.

Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang dilego Rp 72 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang dijual Rp 27 miliar.

Pasar cenderung berhati-hati setelah kekebalan kelompok (herd immunity) tidak mungkin dicapai dengan vaksin Covid-19, menyusul penyebaran varian Delta yang sangat mudah menular. Sir Andrew Pollard, Kepala Oxford Vaccine Group.

"Saya pikir kita berada dalam situasi di mana kekebalan kelompok tidak memungkinkan karena (virus) masih menginfeksi individu yang divaksinasi," kata salah satu peneliti utama pembuat vaksin AstraZeneca-Oxford, dikutip Jumat (13/8/2021).

Hal ini memberikan alasan bagi pelaku pasar untuk merealisasikankeuntungan di tengah perdagangan di hari terakhir pekan ini.

Dari Paman Sam, departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim tunjangan pengangguran baru pekan lalu berada di angka 375.000, atau sama seperti estimasi ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan angka 375.000. Angka itu juga lebih baik jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya yakni 385.000.

Selain itu, data inflasi lainnya yakni dari sisi harga produsen juga dirilis pada Kamis kemarin waktu AS, di mana indeks harga produsen (PPI) per Juli 2021 berada di angka 0,9% (bulanan) atau sedikit lebih tinggi dari proyeksi ekonom yang memperkirakan angka 0,6%. Posisi itu masih lebih rendah dari capaian Juni sebesar 1%.

Data terbaru dari PPI datang sehari setelah Departemen Tenaga Kerja mengatakan indeks harga konsumen (IHK) melonjak 5,4% dari tahun sebelumnya, untuk bulan Juli, dan 0,5% dari bulan sebelumnya. Sedangkan inflasi inti hanya naik hanya 0,3% pada bulan Juli, di bawah perkiraan pasar yang memperkirakan kenaikan 0,4%.

Data IHK menjadi acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Inflasi yang moderat ini menunjukkan bahwa inflasi masih bersifat transisional dan pemulihan ekonomi masih belum akan terjadi dalam waktu dekat.

Sementara itu, imbal hasil (yield) obligasi tenor 10 tahun yang menjadi acuan pasar menguat 0,2 basis poin (bp) menjadi 1,361%, setelah kemarin melemah merespons stabilnya angka inflasi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular