Doji Lagi Doji Lagi! IHSG Galau Tentukan Arah di Sesi 2
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjerembab ke teritori negatif pada perdagangan sesi pertama Jumat (14/8/2021), diterpa aksi ambil untung pemodal lokal.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.133,833 atau melemah 5,8 poin (-0,09%) pada penutupan siang. Dibuka naik 0,23% ke 6.154,052, indeks acuan utama bursa ini sempat menyentuh level tertinggi hariannya di 6.179,896 tepat pukul 09:00 WIB.
Setengah jam setelah itu, IHSG balik arah dan terus tertekan ke zona merah. Level harian terendahnya tercatat pada level 6.127,833 beberapa menit jelang penutupan. Sebanyak 290 saham melemah, 194 lain menguat, dan 163 sisanya flat.
Nilai transaksi bursa surut masih di kisaran Rp 8 triliun yang melibatkan 12 miliaran saham dalam transaksi sebanyak 822.000-an kali. Meski demikian, mayoritas investor asing memilih menampung saham dengan posisi pembelian bersih (net sell) yang mencapai Rp 321,64 miliar.
Koreksi IHSG sejalan dengan tren di kawasan Asia Pasifik, di mana indeks bursa Korea Selatan memimpin dengan pelemahan sebesar 1,37% diikuti indeks bursa Singapura yang terkoreksi sebesar 0,72%. Sebaliknya, indeks Nikkei Jepang menguat 0,05%.
Pasar cenderung berhati-hati setelah kekebalan kelompok (herd immunity) tidak mungkin dicapai dengan vaksin Covid-19, menyusul penyebaran varian Delta yang sangat mudah menular. Sir Andrew Pollard, Kepala Oxford Vaccine Group.
"Saya pikir kita berada dalam situasi, di mana kekebalan kelompok tidak memungkinkan karena (virus) masih menginfeksi individu yang divaksinasi," kata salah satu peneliti utama pembuat vaksin AstraZeneca-Oxford, dikutip Jumat (13/8/2021).
Hal ini memberikan alasan bagi pelaku pasar untuk merealisasikan keuntungan di tengah perdagangan di hari terakhir pekan ini.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung sideways.
Untuk mengubah tren menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.198. Sementara untuk mengubah tren menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.014.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 51 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli ataupun jenuh jual sehingga pergerakan indeks cenderung netral alias sideways.
Hal ini juga ditunjukkan oleh candlestick yang sudah membentuk pola doji, pola di mana harga dibuka dan ditutup di level yang sama atau berdekatan selama 2 kali berturut-turut yang menunjukkan indeks sedang galau menentukan arah.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas atas dan mulai menyempit, maka pergerakan selanjutnya cenderung terbatas. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang netral dan munculnya candlestick doji.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)