Sentimen Pasar Kembali Tertekan, Bursa Eropa Bergerak Mixed

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
Kamis, 12/08/2021 14:52 WIB
Foto: Frankfurt Stock Exchange (DAX) (REUTERS/Staff)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa bergerak berbeda arah (mixed) pada pembukaan perdagangan Kamis (12/8/2021), setelah investor global kembali mencermati penyebaran virus Covid-19 varian delta.

Indeks Stoxx 600 tak banyak bergeser di sesi pembukaan dengan indeks saham sektor komoditas dasar anjlok 1,3% sedangkan indeks saham sektor telekomunikasi menguat 0,6%. Setengah jam kemudian, indeks berisi 600 saham unggulan Eropa tersebut turun 0,04 poin ke 474,28.

Indeks FTSE Inggris surut 13,3 poin (-0,18%) ke 7.206,88. Namun, indeks CAC Prancis naik 3 poin (+0,04%) menjadi 6.861,01 dan DAX Jerman bertambah 11,15 poin (+0,07%) ke 15.837,24.


Variatifnya sentimen di kawasan Eropa tersebut terjadi di tengah tren koreksi bursa saham Asia Pasifik karena investor cenderung memburu surat utang negara berkembang di tengah sinyal bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menunda pengurangan pembelian obligasi di pasar (kebijakan tapering).

Di tengah likuiditas yang berlebih akibat kebijakan The Fed seperti sekarang, pemodal pun memiliki amunisi untuk memburu surat utang negara berkembang terutama di tengah masih sumirnya prospek pemulihan ekonomi karena penyebaran virus Covid-19 varian delta.

Sementara itu, kontrak berjangka (futures) indeks bursa saham Amerika Serikat (AS) juga cenderung flat di sesi awal pra-pembukaan, setelah kemarin Wall Street mencatat reli indeks Dow Jones Industrial Average dan S&P 500.

Indeks Harga Konsumen (IHK) AS per Juli naik 5,4% (tahunan), atau sedikit di atas proyeksi ekonom dalam survey Dow Jones yang memperkirakan angka 5,3%. Inflasi bulanan di level 0,5% atau sesuai ekspektasi pasar.

Namun, inflasi inti-yang mengecualikan komponen barang yang harganya volatil seperti energi dan makanan-naik 0,3% (bulanan) atau masih lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 0,4%, Secara tahunan, inflasi inti Juli tercatat sebesar 4,3.

Data IHK menjadi acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Inflasi yang moderat ini menunjukkan bahwa inflasi masih bersifat transisional dan pemulihan ekonomi masih belum akan terjadi dalam waktu dekat.

Pemodal di Benua Biru akan memantau laporan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) per Agustus sembari mencermati rilis kinerja emiten per kuartal II-2021 seperti Zurich Insurance.

Data ekonomi yang dipantau adalah pertumbuhan ekonomi Inggris per Juni yang tumbuh 1% atau melampaui ekspektasi pasar. Namun, posisi tersebut masih terpaut 2,2% dari level sebelum pandemi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Iran Vs Israel Membara, Kemana Dana Investor Kakap Lari?